INFERTILITAS
1. DEFINISI
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri
untuk mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa
kontrasepsi, selama satu tahun (Sarwono,497).
Infertilitas (kamandulan)
adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan menghasilkan keturunan (Elizbeth,
639).
Ketidaksuburan (infertil)
adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak
walaupun telah melakukan hubungan
seksual sebanyak 2 – 3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa
menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun (Djuwantono,2008, hal: 1).
Secara medis infertile
dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a.
Infertile
primer
Berarti pasangan suami istri belum
mampu dan belum pernah memiliki anak setelah satu tahun berhubungan seksual
sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk
apapun.
b.
Infertile
sekunder
Berrti pasangan suami istri telah atau
pernah memiliki anak sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi
setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa
menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
(Djuwantono,2008, hal: 2).
Berdasarkan
hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pasangan suami
istri dianggap infertile apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
a.
Pasangan
tersebut berkeinginan untuk memiliki anak.
b.
Selama
satu tahun atau lebih berhubungan seksual, istri sebelum mendapatkan kehamilan.
c.
Frekuensi
hubungan seksual minimal 2 – 3 kali dalam setiap minggunya.
d.
Istri maupun suami tidak pernak menggunakan alat
ataupun metode kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang
berfungsi untuk mencegah kehamilan.
(Djuwantono,2008,
hal: 3).
2. ETIOLOGI
Sebanyak 60% – 70% pasangan yang telah
menikah akan memiliki anak pada tahun pertama pernikahan mereka. Sebanyak 20%
akan memiliki anak pada tahun ke-2 dari usia pernikahannya. Sebanyak 10% - 20%
sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau lebih atau tidak pernah
memiliki anak.
Walaupun pasangan suami istri dianggap
infertile bukan tidak mungkin kondisi infertile sesungguhnya hanya dialami oleh
sang suami atau sang istri. Hal tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan
yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang manusia baru merupakan
kerjasama antara suami dan istri. Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua
factor yang harus dipenuhi adalah:
a.
Suami
memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan
dan menyalurkan sel kelamin pria (spermatozoa) kedalam organ reproduksi istri
b.
Istri
memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan
sel kelamin wanita (sel telur atau ovarium).
(Djuwantono,2008,2)
Infertilitas
tidak semata-mata terjadi kelainan pada wanita saja. Hasil penelitian
membuktikan bahwa suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian infertil, istri
40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik 10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa
infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak wanita/istri.
Berbagai gangguan yang memicu
terjadinya infertilitas antara lain :
a.
Pada wanita
·
Gangguan organ reproduksi
1.
Infeksi vagina sehingga meningkatkan
keasaman vagina akan membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan
menghambat transportasi sperma ke vagina.
2.
Kelainan pada serviks akibat
defesiensi hormon esterogen yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila
mukus sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim terganggu. Selain
itu, bekas operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut juga dapat
menutup serviks sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim
3.
Kelainan pada uterus, misalnya
diakibatkan oleh malformasi uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma
uteri dan adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai darah untuk
perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus berulang.
4.
Kelainan tuba falopii akibat infeksi
yang mengakibatkan adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan
sperma tidak dapat bertemu.
·
Gangguan ovulasi
Gangguan
ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan hormonal seperti adanya
hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH yang memiliki pengaruh besar terhadap
ovulasi. Hambatan ini dapat terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan
pengguna obat-obatan yang menyebabkan terjadinya disfungsi hiotalamus dan
hipofise. Bila terjadi gangguan sekresi kedua hormone ini. Maka folikel
mengalami hambatan untuk matang dan berakhir pada gangguan ovulasi.
·
Kegagalan implantasi
Wanita
dengan kadar progesteron yang rendah mengalami kegagalan dalam mempersiapkan
endometrium untuk nidasi. Setelah terjadi pembuahan, proses nidasi pada
endometrium tidak berlangsung baik. Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan
terjadilah abortus.
·
Endometriosis
·
Faktor immunologis
Apabila
embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu memberikan reaksi
sebagai respon terhadap benda asing. Reaksi ini dapat menyebabkan abortus
spontan pada wanita hamil.
·
Lingkungan
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi, zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
b.
Pria
Ada
beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria yaitu:
·
Abnormalitas sperma; morfologi,
motilitas
·
Abnormalitas ejakulasi; ejakulasi
rerograde, hipospadia
·
Abnormalitas ereksi
·
Abnormalitas cairan semen; perubahan
pH dan perubahan komposisi kimiawi
·
Infeksi pada saluran genital yang
meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi penyempitan pada obstruksi pada
saluran genital
·
Lingkungan; Radiasi, obat-obatan
anti kanker.
3. FAKTOR-FAKTOR INFERTILITAS YANG
SERING DITEMUKAN
Factor-faktor yang mempengaruhi
infertilitas pasangan sangat tergantung pada keadaan local, populasi dan
diinvestigasi dan prosedur rujukan.
a.
Faktor koitus pria
Riwayat
dari pasangan pria harus mencakup setiap kehamilan yang sebenarnya, setiap
riwayat infeksi saluran genital, misalnya prostates, pembedahan atau cidera
pada genital pria atau daerah inguinal, dan setiap paparan terhadap timbel,
cadmium,radiasi atau obat kematerapeutik. Kelebihan konsumsi alcohol atau rokok
atau paparan yang luar biasa terhadap panas lingkungan harus dicari.
b.
Faktor
ovulasi
Sebagian besar wanita dengan haid
teratur (setiap 22 – 35hari) mengalami ovulasi, terutama kalau mereka mengalami
miolimina prahaid (misalnya perubahan payudara, kembung, dan perubahan suasana
hati).
c.
Faktor
serviks
Selama beberapa hari sebelum ovulasi,
serviks menghasilkan lender encer yang banyak yang bereksudasi keluar dari
serviks untuk berkontak dengan ejakulat semen. Untuk menilai kualitasnya,
pasien harus diperiksa selama fase menjelang pra ovulasi (hari ke-12 sampai 14
dari siklus 28 hari).
d.
Faktor
tuba-rahim
Penyumbatan tuba dapat terjadi pada
tiga lokasi: akhir fimbriae, pertengahan segmen, atau pada istmus kornu.
Penyumbatan fimbriae sajauh ini adalah yang banyak ditemukan. Salpingitis yang
sebelumnya dan penggunaan spiral adalah penyebab yang lazim, meskipun sekitar
separohnya tidak berkaitan dengan riwayat semacam itu. Penyumbatan pertengahan
segmen hamper selalu diakibatkan oleh sterilisasi tuba. Penyumbatan semacam
itu, bila tak ada riwayat ini, menunjukan tuberculosis. Penyumbatan istmus
kornu dapat bersifat bawaan atau akibat endometriosis, adenomiosis tuba atau
infeksi sebelumnya. Pada 90% kasus, penyumbatan terletak pada istmus dekat
tanduk (kornu) atau dapat melibatkan bagian dangkal dari lumen tuba didalam
dinding organ.
e.
Faktor
peritoneum
Laparoskopi dapat menengali patologi
yang tak disangka-sangka sebelumnya pada 30 sampai 50% wanita dengan
infertilitas yang tak dapat diterangkan. Endometriosis adalah penemuan yang
paling lazim. Perlekatan perianeksa dapat ditemukan, yang dapat menjauhkan
fimbriae dari permukaan ovarium atau menjebak oosit yang dilepaskan.
(Cristina, 600-607)
4. PENATALAKSANAAN INFERTILITAS
A.
Wanita
·
Pengetahuan
tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu yang tepat
untuk coital
·
Pemberian
terapi obat, seperti
1.
Stimulant
ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus,
peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
2.
Terapi
penggantian hormon
3.
Glukokortikoid
jika terdapat hiperplasi adrenal
4.
Penggunaan
antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi dini yang
adekuat
·
GIFT
( gemete intrafallopian transfer )
·
Laparatomi
dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas
·
Bedah
plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
·
Pengangkatan
tumor atau fibroid
·
Eliminasi
vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi
B.
Pria
o
Penekanan
produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun, diharapkan kualitas
sperma meningkat
o
Agen
antimikroba
o
Testosterone
Enantat dan Testosteron Spionat untuk stimulasi kejantanan
o
HCG
secara i.m memperbaiki hipoganadisme
o
FSH
dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
o
Bromokriptin,
digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus
o
Klomifen
dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik
o
Perbaikan
varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma
o
Perubahan
gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan nutrisi,
tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat
o
Perhatikan
penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung spermatisida.
5. PENCEGAHAN INFERTILITAS
a.
Berbagai macam infeksi diketahui
menyebabkan infertilitas terutama infeksi prostate, buah zakar, maupun saluran
sperma. Karena itu, setiap infeksi didaerah tersebut harus ditangani serius
(Steven RB,1985).
b.
Beberapa zat dapat meracuni sperma.
Banyak penelitihan menunjukan pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas
sperma (Steven RB,1985).
c.
Alcohol dalam jumlah banyak
dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone testosterone yang tentunya akan menganggu
pertumbuhan sperma (Steven RB,1985).
d.
Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).
6. PATOFISIOLOGIS
a. Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya gangguan stimulasi hipofisis hipotalamus yang mengakibatkan pembentukan FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun sebelumnya terjadi fertilisasi. Abnormalitas ovarium, mempengaruhi pembentukan folikel. Abnormalitas servik mempegaruhi proses pemasukan sperma. Faktor lain yang mempengaruhi infertilitas adalah aberasi genetik yang menyebabkan kromosom seks tidak lengkap sehingga organ genitalia tidak berkembang dengan baik. Beberapa infeksi menyebabkan infertilitas dengan melibatkan reaksi imun sehingga terjadi gangguan interaksi sperma sehingga sperma tidak bisa bertahan, infeksi juga menyebebkan inflamasi berlanjut perlekatan yang pada akhirnya menimbulkan gangguan implantasi zigot yang berujung pada abortus.
b. Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu.
7. Peran bidan komunitas terhadap tingkat kesuburan
a. Fertilitas dengan KB
b. Infertilitas :
1) Melakukan rujukan sehingga pasangan infertil mendapat penanganan yang tepat
2) Konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara menghitung masa subur, makanan yang dapat meningkatkan kesuburan suami atau isteri
3) Mencari ketenangan psikologi
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis. Terjadinya ejakulasi retrograt misalnya akibat pembedahan sehingga menyebebkan sperma masuk ke vesika urinaria yang mengakibatkan komposisi sperma terganggu.
7. Peran bidan komunitas terhadap tingkat kesuburan
a. Fertilitas dengan KB
b. Infertilitas :
1) Melakukan rujukan sehingga pasangan infertil mendapat penanganan yang tepat
2) Konseling tentang variasi dalam hubungan seksual, cara menghitung masa subur, makanan yang dapat meningkatkan kesuburan suami atau isteri
3) Mencari ketenangan psikologi
maaf bu mau nanya kalo penanganan untuk sementara bagi penyakit varikokel yg udah stadius ekstrim bisa ga ya bu dengan pijit tradisional?,
ReplyDeletekita juga punya nih artikel mengenai 'Infertilitas', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
ReplyDeletehttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3503/1/JURNAL_10503173_1.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat
Ibu ... terima kasih jurnalnya ...
ReplyDelete