5/28/2013

Cara Benar dan Aman Mengkonsumsi Mie Instan


Cara Benar dan Aman Mengkonsumsi Mie Instan
Noodle
Mie instan merupakan salah satu makanan yang seingkali dijadikan menu makan, paling mudah ditemukan, praktis, dan disukai banyak orang karena rasanya yang enak. Daya simpannya yang lama juga membuat mi instan kerap menjadi pilihan untuk mereka yang tinggal sendiri, namun tak punya waktu untuk memasak. Selain itu, mie instan juga memiliki rasa yang nikmat dan gurih. Tak heran banyak orang menyukai dan ketagihan untuk mengonsumsinya. Ditambah dengan harga murah cocok untuk para mahasiswa yang ngekos..

Namun, disamping rasanya yang enak mie instan dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Bumbu yang ada dalam mi instan mengandung kadar garam dan pengawet, seperti monosodium glutamat (MSG) yang tinggi, sehingga pada orang yang memiliki hipertensi, kegemukan dan diabetes tidak dianjurkan untuk mengonsumsinya.

Dilansir oleh DetikHealth dari Titi Sekarindah, MS. SpGK, pakar gizi dari Rumah Sakit Pertamina, Jakarta mengatakan bahwa mie instan tidak dianjurkan untuk dikonsumsi orang yang gemuk, hipertensi, atau diabetes. Karbohidrat yang terkandung di dalamnya sudah mengalami proses berkali-kali yang membuatnya mudah sekali diserap sehingga dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat.

Bagi Anda penggemar mi instan, lebih baik mengurangi untuk mengonsumsinya. Tujuannya adalah demi kesehatan tubuh Anda. Jika ingin memakannya pun Anda harus olah secara sehat. Bagaimana cara mengkonsumsi mie instan dengan baik dan meminimalisir dampak buruk mengkonsumsi mie instan akibat salah cara konsumsi.

Silahkan simak tips2 berikut ini.

1.    Mengonsumsi minimal seminggu sekali

     Sudah diketahui banyak orang bahwa tidak baik untuk kesehatan jika mengonsumsi mi instan terlalu sering. Mie instan boleh-boleh saja Anda konsumsi tapi minimal satu minggu sekali saja. Itupun jika Anda benar-benar ingin memakannya. Jangan biasakan diri Anda untuk mengonsumsi mie instan.

     Terlalu banyak mengonsumsi mie instan disinyalir akan menimbulkan banyak efek negatif bagi tubuh oleh karena kandungan bahan pengawet atau penyedap rasanya. Kemudian, selain kandungan karbohidrat, mie instan tak cukup memiliki kandungan vitamin, mineral, atau serat, yang bermanfaat bagi tubuh. Sehingga, pada dasarnya mie instan tidak cukup memiliki nutrisi bagi keseimbangan gizi tubuh manusia.

    "Namun yang paling berbahaya adalah adanya kandungan bahan pengawet, MSG (monosodium glutamat), dan bahan pewarna makanan yang ada di dalam mi instan," ungkap dr Patricia Wijaya, dokter ahli kecantikan dari Beauty Inc. kepadaKompas Female, usai peluncuran produk mi instan baru di Swiss Bel Hotel.


2.    Jangan memakai air rebusannya

Mengonsumsi mi instan dengan memakai air rebusannya memang rasanya lebih enak. Namun, hal ini jangan Anda biasakan karena dalam jangka panjang, bahan kimia tersebut akan sangat berbahaya. Alangkah baiknya, jika mengonsumsinya menggunakan air rebusan yang baru saja agar bisa mengurangi risiko terkena efek negatif. 
Kandungan bahan berbahaya dalam mi instan ini didapatkan dari proses pengolahan sampai proses pengawetan yang dilakukan dengan cara menggoreng mi sampai kering. Proses penggorengan biasanya menggunakan minyak goreng, yang membuat air rebusan menjadi keruh dan sedikit berminyak ketika direbus.

Banyak orang yang mengatakan bahwa air rebusan pertama ini harus dibuang agar pengawetnya hilang. Namun sebenarnya zat pengawet ini tidak akan hilang.

Air rebusan mi instan yang pertama akan mengeluarkan minyak dan zat kimia lainnya yang mungkin saja digunakan untuk membuatnya. Namun, bahan pengawet dan kandungan lain yang berbahaya bagi kesehatan ketika diolah lebih lanjut ini tidak akan hilang 100 persen. Ia hanya akan berkurang sedikit ketika air rebusan pertama dibuang.

Kandungan minyak, bahan pengawet, MSG, dan zat pewarna masih akan tetap menempel pada mi instan meski kadarnya sudah berkurang beberapa persen. Perlu Anda ketahui, penggunaan bahan pengawet tak selamanya membahayakan, karena produsen mi instan tentunya harus mengikuti standar aman yang ditetapkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Namun kandungan bahan kimia ini masih berpotensi untuk menyebabkan berbagai gangguan kesehatan bila dikonsumsi secara rutin. "Efek yang dirasakan memang adalah efek jangka panjang, misalnya gangguan pencernaan, konstipasi, sampai kanker pencernaan, dan lainnya," tukasnya.

Dalam jangka panjang, bahan kimia tersebut juga akan sangat berbahaya bagi kecantikan wajah dan kulit. Kulit menjadi lebih kering, yang kelak akan menimbulkan berbagai gejala penuaan dini. Selain itu, mi instan juga akan merusak program diet Anda, karena kadar kalorinya tinggi. Sekali lagi, boleh-boleh saja menikmati mi instan, tetapi sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering. Jangan menjadikan mi instan sebagai makanan utama, melainkan sebagai jajanan selingan saja. Tetaplah mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk sarapan, makan siang, dan makan malam.

3.    Tambahkan sayur

Agar tetap sehat mengonsumsi mi instan. Anda bisa tambahkan berbagai jenis sayur. Tambahkan sayur-mayur, seperti tomat, sawi hijau, toge, daun bawang, dan sayuran kesukaan Anda lainnya. Dengan menambahkan sayur-mayur di dalamnya, setidaknya Anda mempedulikan kesehatan tubuh agar tetap sehat.

4.    Jangan memakai nasi

Kandungan karbohidrat juga ada di dalam mi instan. Untuk mengonsumsinya, jangan lagi Anda tambahkan nasi. Nasi juga memiliki karbohidrat sehingga jika Anda memakan secara bersamaan akan berdampak buruk pada kesehatan. Selain menambahkan sayur-mayur, Anda juga bisa menambahkan berbagai jenis makanan lain yang memiliki kandungan protein, seperti telur.

Bagaimanapun juga mie instan tidak bisa menggantikan makanan penuh. Mi instan tetap akan dianggap sebagai makanan bantu sementara untuk menunda rasa lapar. Selain tidak baik untuk jika dikonsumsi secara terus-menerus, kandungan gizi di dalam mi instan juga tidak memenuhi kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh. Gangguan kesehatan yang bisa ditimbulkan bila Anda terus-menerus mengonsumsi mi instan, seperti obesitas, kenaikan kadar gula darah, kenaikan tensi tubuh, dan lain sebagainya.


Prof C Hanny Wijaya, Food Science Expert dan Head of Food Chemistry Division IPB, mengatakan jika memilih makan mi instan penting untuk memerhatikan papan gizi pada kemasan mi instan.

"Yang paling dikhawatirkan saat makan mi instan adalah kandungan lemak tinggi pada mi, dan garam sodium dalam jumlah tinggi pada bumbu. Sodium inilah yang perlu dicermati, dan sebaiknya asupan sodium tak melebihi dari 300 mg per sajian. Perhatikan jumlah sodium di papan gizi," jelas Prof Hanny saat peluncuran Tropicana Slim Low Fat Noodles di Jakarta,

Menurut Prof Hanny, tak ada aturan pasti seberapa sering boleh makan mi instan. Tapi penting bagi setiap orang untuk menjalankan pola makan dengan gizi seimbang dan kebiasaan makan yang baik juga memerhatikan unsur kesehatan.


Sumber :
Kompas.com
mypotik.blogspot