Kontrasepsi/ KB Suntikan: suntik kombinasi dan progestin only
Saat
ini terdapat dua macam kontrasepsi suntikan, yaitu:
Ø golongan
progestin dengan campuran estrogen propionate (kombinasi) seperti,
- Cyclo
Provera
- Cyclofem
Ø golongan
progestin seperti,
- Depo
Provera
- Depo
Geston
- Depo
progestin
- Noristerat
(Mansjoer, 2001; h. 363).
1. SUNTIKAN
KOMBINASI
·
Pengertian
Jenis suntikan kombinasi adalah 25mg
Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan
injeksi I.M. sebulan sekali, dan 50mg Noretindron
Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M. sebulan sekali
(Saifuddin,2006; h. MK-34)
·
Cara
Kerja
- Menekan
ovulasi
- Membuat
lendir serviks menjadi kental sehingga penitrasi sperma terganggu
- Perubahan
pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu
- Menghambat
transportasi gamet oleh tuba
(Saifuddin,2006; h. MK-34).
·
Efektifitas
Sangat efektif (0.1 – 0,4 kehamilan per
100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan (Saifuddin,2006; h. MK-34)
·
Keuntungan
Kontrasepsi
- Risiko
terhadap kesehatan kecil
- Tidak
berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidak
diperlukan pemeriksaan dalam
- Jangka
panjang
- Efek
samping sangat kecil
- Klien
tidak perlu menyimpan obat suntik
(Saifuddin,2006; h. MK-34).
·
Keuntungan
Nonkontrasepsi
- Mengurangi
jumlah perdarahan
- Mengurangi
nyeri saat haid
- Mencegah
anemia
- Khasiat
pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
- Mengurangi
penyakit payudara jinak dan kista ovarium
- Mencegah
kehamilan ektopik
- Melindungi
klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul
Pada keadaan tertentu dapat diberikan
pada perempuan usia perimenopause (Saifuddin,2006; h. MK-34).
·
Kerugian
- Perubahan
pola haid ; tidak teratur, perdarahan bercak, perdarahan sela sampai 10 hari
- Awal
pemakaian : mual, pusing, nyeri payudara dan keluhan ini akan menghilang
setelah suntikan kedua atau ketiga
- Ketergantungan
klien pada pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap 30 hari untuk
mendapatkan suntikan
- Efektivitas
turun jika interaksi dengan obat : epilepsy (fentoin, barbiturat) atau obat
tuberkulosis (rifampisin)
- Dapat
terjadi efek samping yang serius: serangan jantung, stroke, bekuan darah pada
paru-paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
- Penambahan
berat badan
- Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV
- Kemungkinan
terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian,
(Saifuddin,2006; h. MK34-35).
·
Yang
Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
- Usia
reproduksi
- Telah
memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
- Ingin
mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas tinggi
- Menyusui
ASI pasca persalinan > 6 bulan
- Pasca
persalinan dan tidak menyusui
- Anemia
- Nyeri
haid hebat
- Haid
teratur
- Riwayat
kehamilan ektopik
- Sering
lupa menggunakan pil kontrasepsi
(Saifuddin,2006;
h. MK-35).
·
Yang
Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
- Hamil
atau diduga hamil
- Menyusui
di bawah 6 minggu pasca persalinan
- Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Penyakit
hati akut (virus hepatitis)
- Usia
> 35 tahun yang merokok
- Riwayat
penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg)
- Riwayat
kelainan tromboemboliatau dengan kencing manis > 20 tahun
- Kelainan
pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
- Keganasan
pada payudara
(Saifuddin,2006; h. MK-35).
·
Waktu
Mulai Menggunakan
Suntikan Kombinasi
- Suntikan
pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid, tidak diperlukan kontrasepsi
tambahan
- Bila
suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain
untuk 7 hari
- Bila
klien tidak haid maka pastikan tidak hamil, suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya
atau gunakan kontrasepsi lain
- Pasca
bersalin 6 bulan, menyusui dan belum haid maka harus dipastikan tidak hamil dan
suntikan dapat diberikan
- Pasca
bersalin < 6 bulan, menyusui serta telah mendapatkan haid, maka suntikan
pertama diberikan pada siklus haid hari
1 dan 7
- Pasca
persalinan < 6 bulan dan menyusui,
jangan diberikan suntikan kombinasi
- Pasca
persalinan 3 minggu dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberikan
- Pasca
keguguran suntikan kombinasi dapat segera di berikan waktu 7 hari
- Ganti
cara:
·
Suntikan lain è
sesuai jadwal
·
Hormonal kombinasi
lain, bila sebelumnya menggunakan kontrasepsi dengan benar è
segera diberikan, jika ragu tes kehamilan
·
Non hormonal è
segera berikan asal tidak hamil, bila diberikan hari 1-7 siklus tidak perlu
kontrasepsi lain
(Saifuddin,2006; h. MK-36).
·
Cara
Penggunaan
- Suntikan
diberikan di Intra muscular, setiap bulan
- Suntikan
Diulang tiap 4 minggu
- Suntikan
ulang dapat diberika 7 hari lebih awal dengan kemungkinan terjadi gangguan
perdarahan
- Jika
suntikan diberikan setelah hari ke 7 ètidak
dianjurkan hubungan 7 hari kemudian atau gunakan kontrasepsi lain
(Saifuddin,2006; h. MK-37).
·
Perlu
Perhatian Khusus
- Tekanan
darah tinggi <180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu pengawasan
- Kencing
Manis (DM) dapat diberikan jika tidak ada komplikasi dan terjadi < 20 tahun
- Migrain,
jika tidak ada kelainan neurologik dapat diberikan
- Menggunakan
rifampisin / obat epilepsy, pilih dosisi ethinil estradiol 50 ug atau pilih
kontrasepsi lain
Anemi bulan sabit (sickle cell),
sebaiknya jangan menggunakan suntikan kombinasi (Saifuddin,2006; h. MK-35).
·
Efek
Samping dan Penanganannya
- Amenorea
Singkirkan kehamilan, jika hamil lakukan
konseling, bila tidak hamil, sampaikan bahwa darah tidak terkumpul di rahim
- Mual
/ Pusing / Muntah
Pastikan tidak hamil, informasikan hal
tersebut bisa terjadi, jika hamil lakukan konseling / rujuk
- Spotting
Jelaskan merupakan hal biasa tapi juga
bisa berlanjut, jika berlanjut maka anjurkan ganti cara
(Saifuddin,2006; h. MK 37-38).
·
Intruksi
Untuk Klien
- Harus
kembali untuk suntik ulang setiap 4 minggu
- Tidak
haid lebih dari 2 bulan maka pastikan tidak hamil
- Menyampaikan
ESO yaitu: mual, sakit kepala, nyeri ringan payudara dan spotting sering
ditemukan pada 2-3 kali suntikan pertama
Apabila klien sedang menggunakan
obat-obat tuberculosis atau obat epilepsi obat-obat tersebut dapat mengganggu
efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan (Saifuddin,2006; h. MK-38).
2. SUNTIKAN
PROGESTIN / PROGESTIN ONLY INJECTABLE (PICS)
·
Pengertian
Depo-provera ialah
6-alfa-medroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parenteral,
mempunyai efek progestagen yang kuat dan sangat efektif, obat ini termasuk obat
depot. Noristerat juga termasuk dalam golongan ini (Hanifah, 2007; h. 551).
·
Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntika
yang mengandung progrstin, yaitu:
- Depo
Medroksiprogesteron Asetat (Deprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan
setiap 3 bulan dengan cara disuntik I.M
- Depo
Noretisteron Enantat (Depo Noristerat). Yang mengandung 200 mg Noretisteron
Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik I.M (Saifuddin,2006; h.
MK-41).
·
Mekanisme
kerja
- Obat
ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan Releasing Factor dari hipotalamus
- lendir
serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri
- implantasi
ovum dalam endometrium dihalangi
- kecepatan
transport ovum melalui tubah berubah
(Hanifah, 2007; h. 551).
·
Efektifitas
Kedua kontrasepsi suntik tersebut
memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan-tahun,
asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadual yang telah
ditentukan (Saifuddin,2006; h. MK-42).
·
Keuntungan
- Sangat
efektif
- Pencegahan
kehamilan jangka panjang
- Tidak
berpengaruh terhadap hubungan suami-istri
- Tidak
mengadung estrogen sehingga tidak berdampal serius terhadap penyakit jantung,
dan gangguan pembekuan darah
- Tidak
memiliki pengaruh terhadap ASI
- Sedikit
efek samping
- Klien
tidak perlu menyimpan obat suntik
- Dapat
digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause
- Membantu
mebcegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
- Menunkan
kejadian penyakit jinak payudara
- Mencegah
beberapa penyebab penyakit radang panggul
- Menurunkan
krisis anemia bulan sabit (sickle cell)
(Saifuddin,2006; h. MK-42).
·
Keterbatasan
- Sering
ditemukan gangguan haid seperti:
o Siklus
haid yang memendek atau memanjang
o Perdarahan
yang banyak atau sedikit
o Perdarahan
teratur atau perdarahan bercak (spotting)
o Tidak
haid sama sekali
- Klien
sangat tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk
suntik)
- Tidak
dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut
- Permasalan
berat badan merupakan efek samping tersering
- Tidak
menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B
virus, atau infeksi virus HIV
- Terlambatnya
kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
- Terlambatnya
kembali keseburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ
genatalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari Deponya
(Tempat suntikan)
- Terjadi
perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
- Pada
pengguanaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (densitas)
- Pada
penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan
libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.
(Saifuddin,2006; h. MK-35).
·
Indikasi
- Usia
reproduksi
- Nulipara
dan yang telah memiliki anak
- Menghendaki
kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi
- Menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
- Setelah
melahirkan dan tidak mnyusui
- Setelah
abortus atau keguguran
- Telah
bnyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi
- Perokok
- Tekanan
darah < 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan embekuan darah atau ane,ia
bulan sabit
- Menggunakan
obat untuk epilepsy (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosisi
(rifampisin).
- Tidak
dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
- Sering
lupa menggunakan pil kontrasepsi
- Anemia
defisiensi besi
- Mendekati
usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi
(Saifuddin,2006; h. MK-43).
·
Kontra
Indikasi
- Hamil
atau dicurigai hamil ( risiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
- Perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea
- Menderita
kanker payudara atau riwayat kanker payudara
- DM
disertai komplikasi
(Saifuddin,2006; h. MK-43).
·
Waktu
Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
- Setiap
saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
- Mulai
hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid
- Pada
ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat (asal tidak
hamil). Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
- Ganti
cara:
o Suntikan
lain è
sesuai jadwal
o Hormonal
kombinasi lain, bila sebelumnya menggunakan kontrasepsi dengan benar è
segera diberika, jika ragu tes kehamilan
o Non
hormonal è
segera berikan asal tidak hamil, bila diberikan hari 1-7 siklus tidak perlu
kontrasepsi lain
(Saifuddin,2006; h. MK 43-44).
Depo Provera sangat cocok untuk program
post partum oleh karena tidak mengganggu laktasi, dan terjadinya amenorea
setelah suntikan-suntikan Depo Provera tidak akan mengganggu ibu9ibu yang
menyusui anaknya dalam masa dalam masa post partum, karena dalam masa ini
terjadi amenorea laktasi. Untuk program post partum, Depo Provera disuntikkan
sebelum Ibu meninggalkan rumah sakit; sebaiknya sesudah air susu ibu terbentuk,
yaitu kira-kira hari ke-3 s/d hari ke-5. Depo Provera disuntikkan dalam dosis
150 mg/cc sekali 3 bulan. Suntikan harus IM dalam (Hanifah, 2007; h. 551).
·
Efek
Samping Dan Penatalaksanaan
- Amenorrhea
o Evaluasi
untuk mengetahui apakah ada kehamilan, terutama jikan terjadi amenorrhea
setelah masa siklus haid yang teratur
o Yakinkan
ibu bahwa hal itu adalah biasa, bukan merupakan efek samping yang serius
o Jika
tidak ditemui masalah, jangan berupaya untuk merangsang perdarahan dengan
kontrasepsi oral kombinasi
- Perdarahan
hebat atau tidak teratur
Spotting yang berkepanjangn > 8 hari
atau perdarahan sedang
o Yakinkan
dan pastikan
o Periksa
apakah ada masalah ginekologis (missal: servisitis)
o Pengobatan
jangka pendek
Ø Kontrasepsi
oral kombinasi (30-50 µg EE) selama 1 siklus 1, atau
Ø Ibuprofen
(hingga 800 mg 3 kali sehari x 5 hari)
Perdarahan yang dua kali atau dua kali
lama perdarahan normal
o Tinjau
riwayat perdarahan secara cermat dan periksa hemoglobin (jika ada)
o Periksa
apakah ada masalah ginekologis
o Pengobatan
jangka pendek
Ø Kontrasepsi
oral kombinasi (30-50 µg EE) selama 1 siklus 1, atau
Ø Ibuprofen
(hingga 800 mg 3 kali sehari x 5 hari)
Jika perdarahn tidak berkurang dalam 3-5
hari, berikan
o Dua
pil kontrasepsi oral kombinasi per hari selama sisa siklusnya kemudian 1 pil
per hari dari kemasan pil yang baru, atau
o Estrogen
dosis tinggi (50 µg EE COC, atau 1,25 mg yang disatuklan dengan estrogen)
selama 14-21 hari.
- Pertambahan
atau pengurangan berat badan (perubahan nafsu makan)
Informasikan bahwa kenaikan/penurunan
berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi. Perhatikan diet klien bila
perubahan berat badan terlalu mencolok, bila berat badan berlebihan, hentikan
suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain (Saifuddin,2006; h. MK-47).
·
Intruksi
Untuk Klien
Klien harus kembali ketempat pelayanan
kesehatan atau klinik untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 12 minggu untuk
DMPA atau setiap 8 minggu untuk noristerat (Saifuddin,2006; h. MK-47).
·
Tanda-tanda
Peringatan
- Masa
haid yang tertunda setelah beberapa bulan siklus teratur, apabila terlambat haid dipikirkan adanya
kemungkina kehamilan
- Nyeri
perut bagian bawah yang berat kemungkinan kehamilan ektopik terganggu
- Timbulnya
Abses atau perdarahan pada tempat suntikan
- Sakit
kepala Migraine (vaskuler), sakit kepala yang berat dan terus berulang atau
pandangan yang kabur
- Perdarahan
berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih banyak dalam
satu periode masa haid
(Saifuddin,2006; h. MK-46).
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran
Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: yayasan bina
pustaka sarwono prawirohardjo.
No comments:
Post a Comment