Pelayanan
Kesehatan Pada Bayi Dan Balita
Pengertian Bayi Baru
Lahir
1. Menurut
Saifuddin, (2002) Bayi baru lahir adalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran.
2. Menurut
Donna L. Wong, (2003) Bayi baru lahir adalah bayi dari lahir sampai usia 4
minggu. Lahirrnya biasanya dengan usia gestasi 38 – 42 minggu.
3. Menurut
Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram.
4. Menurut
M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 –
4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan
congenital (cacat bawaan) yang berat.
Ciri – Ciri Bayi Baru
Lahir Normal
Ø Berat
badan 2500 - 4000 gram
Ø Panjang
badan 48 - 52 cm
Ø Lingkar
dada 30 - 38 cm
Ø Lingkar
kepala 33 - 35 cm
Ø Frekuensi
jantung 120 - 160 kali/menit
Ø Pernafasan
± - 60 40 kali/menit
Ø Kulit
kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
Ø Rambut
lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna
Ø Kuku
agak panjang dan lemas
Ø Genitalia
: Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, Laki – laki testis sudah
turun, skrotum sudah ada
Ø Reflek
hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
Ø Reflek
morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
Ø Reflek
graps atau menggenggan sudah baik
Ø Eliminasi
baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna hitam
kecoklatan
PELAYANAN
KESEHATAN PADA BAYI
Pelayanan kesehatan
bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga
kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan
11 bulan setelah lahir.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan bayi:
1.
Kunjungan bayi satu kali pada umur 29
hari-2 bulan
2.
Kunjungan bayi satu kali pada umue 3-5
bulan
3.
Kunjungan bayi satu kali pada umur 6-8
4.
Kunjungan bayi satu kali pada umue 9-11
bulan
Pelayanan kesehatan
kepada bayi meliputi:
Asuhan bayi baru
lahirPelaksanaan asuhan bayi baru lahir mengacu pada pedoman AsuhanPersalinan
Normal yang tersedia di puskesmas, pemberi layanan asuhanbayi baru lahir dapat
dilaksanakan oleh dokter, bidan atau perawat.Pelaksanaan asuhan bayi baru lahir
dilaksanakan dalam ruangan yangsama dengan ibunya atau rawat gabung (ibu dan
bayi dirawat dalam satukamar, bayi berada dalam jangkauan ibu selama 24 jam).
Asuhan bayibaru lahir meliputi:
1. Pelayanan
neonatal esensial dan tatalaksana neonatal
meliputi:
meliputi:
a. Pertolongan
persalinan yang atraumatik, bersih dan aman
b. Menjaga
tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini
c. Membersihkan
jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
d. Pemberian
ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan
Inisiasi menyusui dini ( IMD ) adalah
proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan mencari
puting susu ibunya sendiri. Inisiasi menyusui dini (IMD ) akan sangat membantu
dalam keberlangsungan pemberian ASI ekslusif. Pemerintah Indonesia
mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusui dini
sebagai tindakan penyelamatan kehidupan, karena IMD dapat menyelamatkan 22 %
dari bayi yang meninggal sebelum usia 1 bulan. Program ini dilakukan dengan
cara langsung meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi
mencari untuk menemukan putting susu ibun untuk menyusu. IMD harus dilaksanakan
langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dangan kegiatan menimbang atau
mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan hanya dikeringkan kecuali
tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI.
e. Melakukan
penilaian terhadap bayi baru lahir
• Apakah bayi menangis kuat dan/atau
bernafas tanpa kesulitan
• Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
• Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
• Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
• Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap – megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
f. Membebaskan
Jalan Nafas nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
• Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
• Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
• Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
• Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
• Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
• Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
• Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
• Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
• Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
• Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
• Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.
• Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.
• Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
• Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
• Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
• Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
g. Merawat
tali pusat
• Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
• Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
• Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
• Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
• Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
• Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
• Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
• Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
• Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
• Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh lainnya.
• Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi
• Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau kain bersih dan kering.
• Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
• Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
• Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan klonin 0,5%
• Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI, 2002)
h. Pencegahan
Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas
• Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
• Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
• Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
• Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
• Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
• Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
• Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
• Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
• Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
Mekanisme kehilangan panas
• Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
• Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, co/ meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda – benda tersebut
• Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin, co/ ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
• Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda – benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda – benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung)
Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya berikut :
• Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasannya.
• Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
• Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
• Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
• Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
i.
Pencegahan Infeksi
• Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
• Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
• Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
• Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
• Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
• Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat
• Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan dengan bayi
• Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
• Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
• Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
• Memberikan vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3 hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg IM.
• Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat
j.
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
• Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
• Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
• Pastikan pencahayaan baik
• Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
• Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi tampak tidak sehat.
Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir
• Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan
• Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
• Pastikan pencahayaan baik
• Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat
• Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
k. Imunisasi BCG, hepatitis B dan polio oral
2. Pemeriksaan
dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada 0 – 28 hari (kunjungan
neonatus)
Bayi hingga usia kurang
dari satu bulan merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kepada neonatus (0-28 hari). Dalam
pelayanan kesehatan neonatus, petugas selain melakukan pemeriksaan kesehatan
bayi juga memberikan konseling perawatan bayi kepada ibu.
3. Penyuluhan
kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi dibawah 6 bulan
dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi diatas 6 bulan;
dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi diatas 6 bulan;
Petugas kesehatan sangat berperan dalam
keberhasilan proses menyusui, dengan cara memberikan konseling tentang ASI
sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD) pada saat persalinan
dan mendukung pemberian ASI ekslusif setelahnya.
4. Pemantauan
tumbuh kembang bayi untuk meningkatkan kualitas tumbuh kembang
anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mencakup
anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mencakup
a. Aspek
Pertumbuhan:
1) Timbang
berat badannya (BB)
2) Ukur
tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
3) Lihat
garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
b. Aspek Perkembangan:
1) Tanyakan
perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra Skrining Perkembangan)
2) Tanyakan
daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya Dengar)
3) tanyakan
daya penglihatannya dengan TDL (Tes Daya Lihat),
c. Aspek
Mental Emosional:
1) KMEE
(Kuesioner Masalah Mental Emosional)
2) CHAT
(Check List for Autism in Toddles = Cek Lis Deteksi Dini Autis)
3) GPPH
(Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
5. Pemberian
obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk pada dokter.
Diantaranya bisa dengan:
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk pada dokter.
Diantaranya bisa dengan:
a. Manajemen
Terpadu Bayi Sakit (MTBS):
1) melakukan
kunjungan neonatal oleh bidan desa/kelurahan
2) upaya
pemeriksaan kesehatan terpadu pada bayi muda dan balita
b. Pelayanan
Pengobatan
1) pemeriksaan
kejadian kesakitan (morbiditas)
2) perawatan
kesehatan dan penanganan medis
Pemberian dosis obat pada bayi sering
kali berbeda, mengingat anak masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan.
Pada anak yang lahir premature , penetapan dosis yang diberikan sangat sulit
karna fungsi organ belum berfungsi sempurna sehingga proses absorbs,distribusi,
metabolism dan eksresi tidak maksimal yang kadang menimbulkan efeksamping yang
lebih besar dibandingkan efek terapinya. Pada prinsipnya dosis ditentukan
dengan dua standar, yakni berdasarkan dengan luas permukaan rubuh dan berat
badan.
PELAYANAN
KESEHATAN PADA BALITA
Beberapa faktor yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan Balita, yaitu:
Beberapa faktor yang sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan Balita, yaitu:
1. Keluarga
Berencana
Dalam mempersiapkan
anak yang berkualitas, maka sejak dari mulai terjadi pembuatan sampai dianya
menjadi dewasa haruslah dilakukan pemeliharaan dan penjagaan yang seksama agar
tumbuh kembang anak tersebut tidak mengalami kegagalan.
Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses tumbuh kembang anak dikemudian hari. Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan memelihara kandungannya secara seksama, berarti ibu tersebut telah mempersiapkan sejak awal suatu keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang berkualitas. Hal ini secara umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat dalam mempersiapkannya. Keikut sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses persalinan yang ideal dapat dipenuhi dan ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkannya. Sebagai contoh seorang ibu hendaklah jangan melahirkan terlalu dini, ataupun terlalu lambat, begitu juga sebaiknya seorang ibu janganlah melahirkan terlalu sering dan janganlah mempunyai anak terlalu banyak.
Faktor anak selama dalam kandungan akan sangat mempengaruhi dalam proses tumbuh kembang anak dikemudian hari. Sebagai contoh dari seorang ibu yang sehat dan memelihara kandungannya secara seksama, berarti ibu tersebut telah mempersiapkan sejak awal suatu keturunan yang dapat diharapkan sebagai generasi penerus yang berkualitas. Hal ini secara umum tidak akan sama bila sang Ibu sejak dini tidak terlibat dalam mempersiapkannya. Keikut sertaan ibu dalam keluarga berencana, sehingga proses persalinan yang ideal dapat dipenuhi dan ini akan sangat membantu kesehatan ibu dan anak yang akan dilahirkannya. Sebagai contoh seorang ibu hendaklah jangan melahirkan terlalu dini, ataupun terlalu lambat, begitu juga sebaiknya seorang ibu janganlah melahirkan terlalu sering dan janganlah mempunyai anak terlalu banyak.
2. Pemberian
Kebutuhan Nutrisi Yang Baik Pada Anak
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
Untuk Tumbuh Kembang Anak Pesan Utamanya Adalah:
Dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik seorang anak, pemberian makanan yang bergizi mutlak sangat diperlukan. Anak dalam pertumbuhan dan perkembangannya mempunyai beberapa fase yang sesuai dengan umur si anak, yaitu fase pertumbuhan cepat dan fase pertumbuhan lambat. Bila kebutuhan ini tidak dapat dipenuhi, maka akan terjadi gangguan gizi pada anak tersebut yang mempunyai dampak dibelakang hari baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik anak tersebut maupun gangguan intelegensia.
Untuk Tumbuh Kembang Anak Pesan Utamanya Adalah:
Ø Asi
saja (ASI ekslusif) adalah makanan terbaik bagi kehidupan bayi 4-6 bulan
pertama kehidupan.
Ø Pasca
umur 4-6 bulan, bayi memerlukan makanan lain disamping ASI
Ø Anak
dibawah 3 tahun membutuhkan 5-6 kali sehari
Ø Anak
dibawah 3 tahun membutuhkan sejumlah/sedikit lemak atau minyak ditambahkan
dalam makanannya sehari-hari.
Ø Semua
anak membutuhkan makanan kaya Vitamin A
Ø Sesudah
sakit, anak membutuhkan extra meals untuk mengejar (catch up) kehilangan pertumbuhan
selama sakit
3. Pemberian
Kapsul Vitamin A
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
• Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
Vitamin A terdiri dari 2 jenis :
• Kapsul vitamin A biru ( 100.000 IU ) diberikan pada bayi yang berusia 6-11 bulan satu kali dalam satu tahun
• Kapsul vitamin A merah ( 200.000 IU ) diberikan kepada balita
Kekurangan vitamin A disebut juga dengan xeroftalmia ( mata kering ). Hal ini dapat terjadi karena serapan vitamin A pada mata mengalami pengurangan sehingga terjadi kekeringan pada selaput lendir atau konjungtiva dan selaput bening ( kornea mata ).
Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan setiap 6 bulan yaitu bulan Februari dan Agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target pemberian 80 % dari seluruh balita. Dengan demikian diharapkan balita akan terlindungi dari kekurangan vitamin A terutama bagi balita dari keluarga menengah kebawah.
4. Pencegahan
Muntah Dan Menceret
Penyakit ini paling sering menyerang
Balita. Muntah menceret pada bayi dan anak dapat disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu:
·
Infeksi pada saluran cerna sendiri
·
Intoleransi terhadap makanan yang
diberikan dan
·
Infeksi lainnya diluar saluran cerna.
Pada saat ini penanganan muntah menceret
haruslah dilaksanakan sesegera mungkin, yaitu dimulai pemberian terapi sejak
dari rumah. (therapy begin at home), seperti pemberian oralit, tablet zinc,
dll.
5. Pencegahan
Infeksi Saluran Nafas Akut
Penyakit ini merupakan penyakit yang tersering dijumpai pada anak Balita, baik yang hanya berupa untuk pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada saluran nafas bawah, yaitu infeksi yang mengenai paru-paru.
Penyakit ini merupakan penyakit yang tersering dijumpai pada anak Balita, baik yang hanya berupa untuk pilek biasa sampai dengan adanya infeksi pada saluran nafas bawah, yaitu infeksi yang mengenai paru-paru.
6. Vaksinasi
Atau Imunisasi
Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti bermanfaat.imunisasi wajib diantaranya:
Pada saat sekarang ini vaksin yang dapat digunakan dalam pencegahan penyakit telah banyak beredar di Indonesia, dan hasil daya lindung yang ditimbulkannya juga telah terbukti bermanfaat.imunisasi wajib diantaranya:
a. BCG
:
Vaksin ini digunakan untuk mencegah
penyakit tuberkulosis. Pada anak yang telah mendapat vaksinasi BCG diharapkan
dianya kan terhindar dari penyakit tuberkulosis, ataupun kalau terinfeksi
bentukna adalah ringan, tidak menimbulkan infeksi yang berat seperti tuberkulosis
otak, tulang ataupun melibatkan organ tubuh yang lain.
b. Polio
Oral Vaksin:
Mengandung tiga macam virus hidup yang
telah dilemahkan, yang dapat digunakan dalam memberikan daya lindung terbadap
kelumpuhan dan kematian
c. Vaksin
Hepatitis B :
Pemberian vaksin ini sangat bermanfaat
untuk memberikan perlindungan agar tidak terjadi penyakit hati yang kronis,
yang rasa berlanjut dengan terjadi karsinoma hati.
d. Vaksin
campak:
Memberi kekebalan terhadap penyakit
campak
e. DPT:
memberikan kekebalan terhadap penyakit
dipteri pertusis dan tetanus
7. Posyandu
Adapun
jenis pelayanan yang diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas
PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG BAYI DAN BALITA/ DETEKSI DINI
1. Pemantauan
tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah/ deteksi dini
Deteksi
dini tumbuh kembang bayi, balita dan anak prasekolah adalah kegiatan
pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada
balita dan anak prasekolah.
Ada
tiga jenis deteksi dini tubuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga
kesehatan di tingkat puskesmas dan jaringannya, berupa:
Deteksi
dini penyimpangan pertumbuhan,meliputi:
Pengukuran
berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB)
Pengukuran
lingkar kepala
2. Deteksi
dini penyimpangan perkembangan, meliputi:
a. Skrining
/ pemeriksaan perkembangan anak menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan
(KPSP)
b. Tes
daya dengar
c. Tes
daya lihat
3. Deteksi
dini penyimpangan mental omosional
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah
kegiatan / pemeriksaan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental
emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada
anak, agar dapat segera dilakukan tindakan intervensi. Bila penyimpangan mental
emosional terlambat diketahui, maka intervensinya akan lebih sulit dan hal ini akan
berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu prosese untuk membuat
sistem pertahanan tubuhkebal terhadap infasi
mikroorganisme (bakteri dan virus). Yang dapatmenyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki
kesempatanuntuk menyerang tubuh kita.
Dengan imunisasi tubuh kita akan terlindungi dariinfeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari
kita
Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi adalah untuk
menguranggi angka penderitaan suatupenyakit
yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkankematian pada
penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat di hindari denganimunisasi
yaitu:
1.
Hepatitis.
2.
Campak.
3.
Polio.
4.
Difteri.
5.
Tetanus.
6.
Batuk Rejan.
7.
Gondongan
-
Cacar air
-
-TBC
Macam-Macam Imunisasi
Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat
seorang karena tubuh yangsecara aktif membentuk zat antibodi, contohnya:
imunisasi polio ataucampak . Imunisasi aktif juga dapat di bagi 2 macam:
1.
Imunisasi aktif alamiahAdalah kekebalan
tubuh yang secara ototmatis di peroleh sembuhdari suatu penyakit.
2.
Imunisasi aktif buatanAdalah kekebalan tubuh yang di dapat dari
vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari sutu
penyakit.
Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat
seseorang yang zat kekebalantubuhnya di dapat dari luar.Contohnya
Penyuntikan ATC (Anti tetanusSerum).Pada
orang yang mengalami luka kecelakaan. Contah lain adalah:Terdapat pada
bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerimaberbagi jenis antibodi dari
ibunya melalui darah placenta selama masakandungan.misalnya antibodi terhadap
campak. Imunisasi pasif ini dibagi yaitu:
1.
Imunisai pasif alamiahAdalah
antibodi yang di dapat seorang karena di turunkan olehibu yang merupakan orang
tua kandung langsung ketika beradadalam
kandungan.
2.
Imunisasi pasif buatan.Adalah kekebalan
tubuh yang di peroleh karena suntikan serumuntuk mencegah penyakit tertentu
jenis-Jenis Imunisasi
.
1.
Imunisai BCG adalah prosuder memasukkan
vaksin BCG yang bertujuanmemberi kekebalan tubuh terhadap kuman mycobakterium
tuberculosisdengan cara menghambat
penyebaran kuman.
2.
Imunisasi hepatitis B adalah tindakan
imunisasi dengan pemberianvaksin hepatitis B ke tubuh bertujuan memberi
kekebalan dari penyakithepatitis.
3.
Imunisasi polio adalah tindakan memberi
vaksin poli (dalam bentuk oral)atau di kenal dengan nama oral polio vaccine
(OPV) bertujuan memberikekebalan dari penyakit poliomelitis.Imunisasi dapat di
berikan empatkali dengan 4-6 minggu.
4.
Imunisasi DPT adalah merupakan tindakan
imunisasi dengan memberivaksin DPT (difteri pertusis tetanus) /DT (difteri
tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari kuman penyakit difteri,pertusis,dantetanus.
Pemberian vaksin pertama pada usia 2 bulan dan berikutnya dengan interval 4-6
minggu.
5.
Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi
dengan memberi vaksin campak pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari
penyakit campak. Imunisasi dapat di berikan pada usia 9 bulan secara subkutan,kemudian
ulang dapat diberikan dalam waktu interval 6 bulanatau lebih setelah suntikan
pertama . ( Asuhan neonatus bayi dan balita :98-101)
Mekanisme Imunisasi Dalam Proses
PencegahanPenyakit
Imunisasi bekerja dengan
cara merangsang pembentukan antibodi terhadaporganisme tertentu,tanpa
menyebabkan seorang sakit
huwaaa,gak bisa di copas :(
ReplyDelete