Bagi
seluruh umat muslim, puasa di bulan Ramadhan adalah suatu kewajiban. Namun, ada
toleransi keringanan untuk beberapa kalangan. Ibu-ibu yang hamil dan ibu
menyusui misalnya.
Seperti halnya seluruh
umat Islam, wanita hamil tetap memiliki kewajiban untuk berpuasa, kecuali jika
ada kemungkinan bahwa puasa yang dilakukannya tersebut akan membahayakan keselamatan
janin.
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seseorang yang miskin….” QS. 2:184.
Dengan demikian, maka hukum tidak berpuasa bagi wanita hamil adalah:
“Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seseorang yang miskin….” QS. 2:184.
Dengan demikian, maka hukum tidak berpuasa bagi wanita hamil adalah:
1.
Diperkenankan tidak
berpuasa jika wanita hamil tersebut cukup berat melaksanakan berpuasa, tapi
jika dilaksanakan maka puasa tersebut tidak akan membahayakan keselamatannya
dan keselamatan janin dalam kandungannya.
2.
Menjadi haram tidak
berpuasa jika wanita hamil dapat menjalankannya tapi tidak melaksanakannya.
Jika wanita yang hamil kondisinya tetap kuat dan aktif, sementara puasa yang
dijalankannya tidak akan menimbulkan masalah baginya, maupun janjinnya, maka
wanita hamil tersebut wajib berpuasa, karena dia tidak memiliki alasan yang
cukup kuat untuk tidak berpuasa.
3.
Wajib tidak berpuasa jika memang dapat
membahayakan keselamatan jiwa janin di dalam kandungannya. Terutama apabila
tubuh wanita tersebut pada dasarnya memang lemah atau karena adanya alasan lain. Jika demikian, maka wanita tersebut
harus dengan segera berbuka, atau menghentikan puasanya.
Hukum berpuasa bagi wanita hamil dan menyusui diterapkan
sesuai dengan hukum yang diberlakukan untuk orang yang sakit. Jadi, bagi mereka
yang tidak berpuasa, maka mereka wajib mengganti puasanya dikemudian hari, atau
membayar fidyah, yang dilakukan dengan memberikan makanan kepada satu orang
miskin untuk setiap hari berpuasa yang dilewatkannya.
Yang
menjadi pertanyaan adalah,
Apakah aman
melakukan puasa baik di puasa di bulan Ramadhan ataupun puasa-puasa lainnya??
Hal tersebut tergantung dari kondisi
kesehatan ibu hamil itu sendiri. Selama kondisi kesehatan wanita hamil
dan janin yang dikandungnya setelah dilakukan pemeriksaan
dinyatakan sehat, maka wanita hamil diperbolehkan untuk berpuasa dengan syarat
ibu hamil tetap mampu memenuhi kebutuhan nutrisi baik bagi dirinya maupun janin
yang dikandungnya. Pemenuhan nutrisi ini harus sama dengan kondisi ketika tidak
berpuasa cuman yang berbeda pemenuhan nutrisi ini dipindah waktunya tentunya
dilakukan pada saat sahur dan berbuka puasa serta antara waktu berbuka puasa
dan sahur.
Adapun kebutuhan gizi ibu hamil
adalah
·
Karbohidrat : penghasil kalori untuk beraktifitas dan
sumber energi. Dibutuhkan sekitar 2400 – 2500 Kkal per hari. Roti, kentang dan
beras adalah sumber Karbohidarat terbaik.
Ø
Protein: untuk pembentukan jaringan tubuh janin maupun
ibu. Dibutuhkan kira – kira 1,2 – 1,5 gram per kilogram berat badan perhari.
Bisa di dapat dari bahan makanan hewani dan nabati ( kacang – kacangan, tempe,
tahu ).
Ø
Vitamin: untuk mengatur metabolisme tubuh. Yang
penting adalah Vitamin A, C, B1, B2, B6, dan B12. jadi konsumsilah buah dan
sayuran.
Ø
Kalsium: untuk pembentukan tulang dan gigi janin. Susu
adalah sumber kalsium yang bagus.
Ø
Zat besi: untuk mencegah anemia, selain juga
diperlukan plasenta yang terdiri atas pembuluh darah. Hati , daging sapi dan
seafood adalah sumber zat besi terbaik.
Ø
Air: dibutuhkan sekitar 10 – 12 gelas perhari.
juga bisa menambahkan suplemen
vitamin yang diyakini cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil selama
berpuasa. Di samping itu, ada beberapa zat penting yang diperlukan saat kehamilan,
di antaranya asam folat, zat besi dan kalsium. Asam folat diperoleh dari
kacang-kacangan, zat besi didapatkan dari sayuran, sementara sumber kalsium
bisa didapatkan dari susu dan ikan .
Setelah berpuasa selama 12 jam, kadar gula darah akan
menurun. Nah, makanan seperti kurma bisa cepat meningkatkan kadar gula.
Ketika makan malam, lebih baik konsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat komplek. Selain itu, konsumsi cairan juga harus cukup
untuk menjaga volum darah dan media mengangkut oksigen oksigen dan zat gizi.
Namun, ada
beberapa kasus ibu hamil disarankan untuk tidak berpuasa jika mengalami
gangguan sebagai berikut:
1. Perdarahan
Pada ibu yang pernah mengalami perdarahan semasa kehamilan, ini jelas merupakan kontra indikasi dan tidak diperbolehkan berpuasa. Memaksakan diri hanya akan membahayakan kesehatannya. Paling tidak kalau tetap berpuasa, ibu tidak bisa mengonsumsi obat yang diresepkan.
1. Perdarahan
Pada ibu yang pernah mengalami perdarahan semasa kehamilan, ini jelas merupakan kontra indikasi dan tidak diperbolehkan berpuasa. Memaksakan diri hanya akan membahayakan kesehatannya. Paling tidak kalau tetap berpuasa, ibu tidak bisa mengonsumsi obat yang diresepkan.
2. Penyakit darah tinggi atau hipertensi
Penting dalam pengkonsumsian obat untuk ibu hamil dengan hipertensi. Obat tak boleh terlewatkan dalam kasus-kasus hipertensi. Bila terlewat, besar kemungkinan tekanan darah jadi tidak terkontrol, bisa naik atau turun. Padahal, tekanan darah yang naik turun seperti itu jelas-jelas harus dihindari selama hamil karena bisa menyebabkan kematian ibu maupun si bayi.
3.Kencing manis atau diabetes (DM)
Seperti
wanita hamil dengan hipertensi, wanita hamil dengan kencing manis tidak
disarankan untuk berpuasa. Alasannya adalah selain harus menjalani terapi
obat secara teratur, ibu hamil juga harus mematuhi program makan yang telah
dibuatkan supaya kadar gula dalam darah bisa tetap terkontrol atau bisa tetap
stabil
4. Anoreksia dan bulimia
Efek yang bisa terjadi adalah kekurangan cairan
tubuh. Padahal cairan tubuh itu amat penting bagi si ibu hamil, terutama bayi
yang sedang dikandung.
5. Gangguan sistem pencernaan
Salah satunya adalah gangguan mag. Ibu hamil dengan gangguan ini yang memaksakan diri berpuasa berarti memperbesar peluang penyakitnya akan kambuh. Lambung kosong akan mempertinggi peluang terjadinya peningkatan asam lambung.
Salah satunya adalah gangguan mag. Ibu hamil dengan gangguan ini yang memaksakan diri berpuasa berarti memperbesar peluang penyakitnya akan kambuh. Lambung kosong akan mempertinggi peluang terjadinya peningkatan asam lambung.
6. Dehidrasi
Jika sampai mengalami hal ini, bisa dibayangkan apa jadinya si ibu hamil bersama bayi yang tengah dikandungnya. Karena itu jangan sungkan untuk lekas berbuka. Jangan sampai ibu hamil mengalami hal ini yang umumnya diawali dengan diare dan muntah berlebih, keringat dingin membanjir, disertai keluhan pusing dan lemas
Jika sampai mengalami hal ini, bisa dibayangkan apa jadinya si ibu hamil bersama bayi yang tengah dikandungnya. Karena itu jangan sungkan untuk lekas berbuka. Jangan sampai ibu hamil mengalami hal ini yang umumnya diawali dengan diare dan muntah berlebih, keringat dingin membanjir, disertai keluhan pusing dan lemas
7. Memasuki hari persalinan
Di hari bersalin, ibu hamil tidak dianjurkan untuk
menjalankan ibadah puasa. Soalnya ibu memerlukan energi ekstra untuk melahirkan
si buah hati. Memaksakan diri untuk berpuasa hanya akan memperbesar peluang
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti pingsan, persalinan "macet"
lantaran tak ada energi, atau malah perdarahan hebat.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan :
Selain hal-hal di atas. Di bawah ini merupakan kondisi dimana ibu hamil dianjurkan tanda-tanda untuk segera berbuka. Tanda-tanda tersebut adalah sebagai berikut :
Selain hal-hal di atas. Di bawah ini merupakan kondisi dimana ibu hamil dianjurkan tanda-tanda untuk segera berbuka. Tanda-tanda tersebut adalah sebagai berikut :
1.
Muntah
Kalau keluhannya tidak hebat dan frekuensi muntahnya tidak sering, semisal cuma 1-2 kali dalam sehari, atau tenggang waktunya sekitar 6 jam sekali, menurut Muharam, boleh-boleh saja ibu hamil melanjutkan puasanya jika masih kuat. Tapi ingat, harus cukup istirahat dan mengurangi segala aktivitasnya. Namun jika lebih dari itu, jangan ragu untuk segera berbuka agar terhindar dari dehidrasi yang bisa berakibat fatal bagi si ibu maupun kehamilannya. Selain itu, kalau bersikeras tetap berpuasa, tubuh akan mengambil energi dari cadangan lemak tubuh akibat asupan makan an yang kurang. Hal ini akan menyebabkan darah si ibu bersifat asam sementara kadar keton dalam darah pun naik. Kalau sudah begini, organ-organ tubuh seperti ginjal si ibu akan mengalami kerusakan, dan bayi yang dikandungnya bisa kekurangan nutrisi penting.
Kalau keluhannya tidak hebat dan frekuensi muntahnya tidak sering, semisal cuma 1-2 kali dalam sehari, atau tenggang waktunya sekitar 6 jam sekali, menurut Muharam, boleh-boleh saja ibu hamil melanjutkan puasanya jika masih kuat. Tapi ingat, harus cukup istirahat dan mengurangi segala aktivitasnya. Namun jika lebih dari itu, jangan ragu untuk segera berbuka agar terhindar dari dehidrasi yang bisa berakibat fatal bagi si ibu maupun kehamilannya. Selain itu, kalau bersikeras tetap berpuasa, tubuh akan mengambil energi dari cadangan lemak tubuh akibat asupan makan an yang kurang. Hal ini akan menyebabkan darah si ibu bersifat asam sementara kadar keton dalam darah pun naik. Kalau sudah begini, organ-organ tubuh seperti ginjal si ibu akan mengalami kerusakan, dan bayi yang dikandungnya bisa kekurangan nutrisi penting.
2.
Diare
Kalau hal ini terjadi, apalagi jika disertai dengan perasaan mulas/melilit, sebaiknya lekas berbuka dengan banyak minum kendati mungkin kejadiannya baru sekali. Segera ke dokter agar bisa cepat tertangani dan kemungkinan dehidrasi bisa diantisipasi.
Kalau hal ini terjadi, apalagi jika disertai dengan perasaan mulas/melilit, sebaiknya lekas berbuka dengan banyak minum kendati mungkin kejadiannya baru sekali. Segera ke dokter agar bisa cepat tertangani dan kemungkinan dehidrasi bisa diantisipasi.
3.
Mimisan
Jika mengalami hal ini sebaiknya lekaslah membatalkan puasa. Bila tidak, dikhawatirkan si ibu mengalami hal yang tidak diinginkan. Pecahnya pembuluh darah ini sebetulnya merupakan pertanda tekanan otak meningkat karena kondisi tubuh yang kurang stabil.
Jika mengalami hal ini sebaiknya lekaslah membatalkan puasa. Bila tidak, dikhawatirkan si ibu mengalami hal yang tidak diinginkan. Pecahnya pembuluh darah ini sebetulnya merupakan pertanda tekanan otak meningkat karena kondisi tubuh yang kurang stabil.
4.
Lemas
Keadaan seperti ini menyatakan yang bersangkutan mengalami hipoglikemia. Kalau puasanya terus dipertahankan, amat dikhawatirkan janinnya akan kekurangan zat-zat makan an yang bisa mempengaruhi pertumbuhannya jadi tak optimal.
Keadaan seperti ini menyatakan yang bersangkutan mengalami hipoglikemia. Kalau puasanya terus dipertahankan, amat dikhawatirkan janinnya akan kekurangan zat-zat makan an yang bisa mempengaruhi pertumbuhannya jadi tak optimal.
5.
Pusing
Jika masih dalam tahap ringan, tanpa obat pun pusing bisa sembuh sendiri dengan memperbanyak istirahat dan mengurangi aktivitas sehingga ibu hamil tetap boleh berpuasa. Akan tetapi kalau sudah disertai mual/muntah, mau tidak mau harus dibantu dengan obat karena pusing yang sudah tak tertahankan lagi. Bila demikian, segeralah berbuka dengan segelas air hangat yang manis kemudianmakan nasi secukupnya sebelum minum obat.
Jika masih dalam tahap ringan, tanpa obat pun pusing bisa sembuh sendiri dengan memperbanyak istirahat dan mengurangi aktivitas sehingga ibu hamil tetap boleh berpuasa. Akan tetapi kalau sudah disertai mual/muntah, mau tidak mau harus dibantu dengan obat karena pusing yang sudah tak tertahankan lagi. Bila demikian, segeralah berbuka dengan segelas air hangat yang manis kemudianmakan nasi secukupnya sebelum minum obat.
6.
Keringat berlebih
Wajar bila ibu hamil banyak berkeringat. Tapi kalau sudah berlebih, terutama yang keluar adalah keringat dingin, sebaiknya lekas berbuka karena itu pertanda fisik si ibu sudah tidak kuat lagi untuk berpuasa.
Wajar bila ibu hamil banyak berkeringat. Tapi kalau sudah berlebih, terutama yang keluar adalah keringat dingin, sebaiknya lekas berbuka karena itu pertanda fisik si ibu sudah tidak kuat lagi untuk berpuasa.
7.
Mata berkunang-kunang
Kalau pertanda ini yang muncul besar kemungkinan si ibu mengalami hipoglikemi/rendahnya kadar gula darah dalam tubuh. Jika mengalaminya, ibu hamil disarankan segera berbuka dengan meneguk segelas air hangat manis, makan dan istirahat.
Kalau pertanda ini yang muncul besar kemungkinan si ibu mengalami hipoglikemi/rendahnya kadar gula darah dalam tubuh. Jika mengalaminya, ibu hamil disarankan segera berbuka dengan meneguk segelas air hangat manis, makan dan istirahat.
8.
Kram dan kesemutan
Sebenarnya jika mengalami hal ini ibu hamil boleh tetap berpuasa. Kram dan kesemutan umum terjadi pada ibu hamil. Akan tetapi kalau keluhannya karena elektrolit kurang disertai pembengkakan, hingga nyaris tak tertahankan dan si ibu praktis tak bisa apa-apa lagi, ya apa boleh buat, sebaiknya berbuka saja.
Sebenarnya jika mengalami hal ini ibu hamil boleh tetap berpuasa. Kram dan kesemutan umum terjadi pada ibu hamil. Akan tetapi kalau keluhannya karena elektrolit kurang disertai pembengkakan, hingga nyaris tak tertahankan dan si ibu praktis tak bisa apa-apa lagi, ya apa boleh buat, sebaiknya berbuka saja.
Sepanjang memperhatikan gizi dan tubuh sehat, silakan
saja berpuasa.
Sebenarnya, ibu hamil punya “ dispensasi “ untuk tidak
menjalankan ibadah puasa selama Ramadhan,Namun, bila merasa sehat dan
sanggupberpuasa merupakan pilihan yang baik pula untuk dirinya maupun janin
namun dengan catatan harus memeprhatikan hal-hal di atas
Baca juga tips apa saja untuk ibu hamil yang berpuasa [DISINI]
No comments:
Post a Comment