PEMBELAJARAN TIME TOKEN
A. MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN
Model pembelajaran Time Token Arends merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan pembelajaran yang demokratis di sekolah. Proses pembelajaran yang demokratis adalah proses belajar yang menempatkan siswa sebagai subyek. Mereka harus mengalami sebuah perubahan ke arah yang lebih positif. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham menjadi paham, dan dari tidak tahu menjadi tahu. Di sepanjang proses belajar itu, aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama. Dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara aktif. Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.
Model ini digunakan (Arends, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada tiap siswa. Sebelum berbicara, siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu pada guru. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.
B. LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS
Adapun langkah-langkah dari model pembelajaran Time Token Arends ini adalah sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/ KD.
2. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal.
3. Guru memberi tugas pada siswa.
4. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada tiap siswa.
5. Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak berbicara.
6. Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa
(Pada RPP ini, tiap siswa maju ke depan untuk membacakan puisi secara bergiliran dan siswa yang lain mengomentari puisi yang dibaca siswa dengan menggunakan kupon berbicara)
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS
Kelebihan Model Time Token Arends
- Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasinya.
- Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali
- Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran
- Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek berbicara)
- Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.
- Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberikan masukan dan keterbukaan terhadap kritik
- Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
- Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.
- Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.
Kekurangan Model Time Token Arends
- Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.
- Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak.
- Memerlukan banyak waktu untuk persiapan dan dalam proses pembelajaran, karena semua siswa harus berbicara satu persatu sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.
- Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam kegiatan pembelajaran
Model Pembelajaran Time Token sangat tepat untuk pembelajaran struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali.
Model pembelajaran time token adalah model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa aktif berbicara. Dalam pembelajaran diskusi, time token digunakan agar siswa aktif bertanya dalam berdiskusi. Dengan membatasi waktu berbicara misalnya 30 detik, diharapkan siswa secara adil mendapatkan kesempatan untuk berbicara.
D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Time Token
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
2. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL).
3. Tiap siswa diberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon. Tiap siswa diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
4. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya.
5. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.
6. Demikian seterusnya.
bu, untuk kuponnya berapa minimal kupon yg diberikan???
ReplyDeletejika memberikan kupon lebih dari 1 dan pada pertemuan tersebut masih ada siswa yg membawa kupon,dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya atau harus habis pada pertemuan itu??
mohon segera di balas bu,,
Disesuaikan dengan alokasi waktu saja..
ReplyDeleteMasing2 siswa diberi kupon dengan jumlah yg sama, biasanya antara 2 - 5 kupon atau apabila dirasa waktu pembelajaran lama bisa ditambah.
Kupon dihabiskan dalam 1x pertemuan, siswa diminta menjawab secara bergantian, tdk blh secara berturut turut yang menjadi satu org siswa tsb,
siswa yang aktif dan sudah menghabiskan kuponnya tdk blh bicara lagi dan menunggu siswa lain hingga setiap siswa menghabiskan kupon.
intinya dalam time token ini seluruh siswa diberi kesempatan menjawab secara merata dengan menghabiskan kupon mereka (mendapat kesempatan berbicara).
jumlah siswa saya 42 orang bu, dg alokasi waktu 80 menit. saya maunya saya kasi 3 kupon tp waktu tidak memungkinkan.
ReplyDeletesaya kurangi kuponnya apa boleh sisa kuponnya saya lanjutkan dipertemuan selanjutnya?
mohon saran bu....
42x3=126 kupon
ReplyDelete126x30detik=3780detik=63 menit
dengan alokasi waktu 80, 63 menit memang kurang karna belum untuk waktu peralihan pertanyaan, pengantar dan penutup pembelajaran.
Kalo memang mau dilanjut,ibu bisa memodifikasi time token.
jadi dipertemuan berikutnya, setiap siswa diberi lagi kupon minimal 1. jadi yg memiliki sisa sebelumya akan bertambah 1 kupon yg diberikan d pembljrn berikutnya tsb.
tujuannya agar siswa yg msh mempunyai kupon dapat menghabiskan sisa kupon dan siswa yg sdh menghabiskan kupon sebelumnya masih dapat ikut berpartisipasi dalam pembelajaran berikutny.
Lain hal kalo d pertemuan berikutnya tdk memberi kupon lg untuk msg2 siswa dan hanya fokus pd siswa yg msh sisa kuponnya. Maka anak2 yg sdh menghabiskan kupon di pertemuan sebelumnya tdk dpt berpartisipasi dan tujuan demokratis di time token tdk tersampaikan.
terima kasih sarannya bu...
ReplyDeletesangat membantu...:D
iy sama2..
ReplyDeletemenanggapi jawaban ibu di atas, jika masih ada kupon tersisa dan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. apakah harus diberikan kupon tambahan??
ReplyDeletedan jika diberi kupon tambahan apakah itu diberikan kepada semua siswa atau hanya siswa yg kuponnya telah habis??
memang tujuan pemberian kupon tambahan tersebut agar siswa yg telah habis kuponnya dapat berpartisipasi kembali dalam diskusi, namun ada kemungkinan dia akan mendominasi dan ada kemungkinan ada siswa yang tetap tidak berbicara pada kesempatan itu.
apakah solusi itu relevan? tolong tanggapannya bu...
dan jika ibu memiliki sumber mengenai permasalahan ini tolong di share bu..
siswa saya 40 orang, dengan 2 kupon dan alokasi waktu 80 menit.
1. Tidak harus diberikan, namun,lebih baik jika diberi tambahan lagi minimal 1
ReplyDelete2. Sudah saya sampaikan di atas, jika memang ditambah, dberikan pd semua siswa
3. Agar siswa yg kuponnya telah habis msh bisa berpartisipasi dan tidak dapat mendominasi lagi karena dia hanya diharuskan menghabiskan tambahan kuponnya tsb, sedangkan temannya yg msh mempunyai sisa kupon sebelumnya dituntut lbh aktif untuk menghabiskan kupon yg sbelumnya beserta tambahan kupon.
4. dengan jmlh siswa, kupon dan waktu tsb ibu masih memiliki 40 menit saya rasa sudah cukup
ibu punya buku lengkap mengenai pembelajaran time token??
ReplyDeletetolong share judul atau pengarangnya bu...
terima kasih..
maaf bu, boleh tau reference nya apa dari tulisan ibu diatas ?
ReplyDeletemaaf bu, boleh tau reference dari tulisan ibu diatas itu apa? saya dapat tugas dari kampus tentang metode ini. mohon balasannya ya bu ^_^
ReplyDeletemaap bu, boleh tau reference dai tulisan ibu di atas itu darimana? saya dapat tugas dari kampus tentanh ini. mohon dibalas ya bu ^_^
ReplyDeletemau tanya bu mengenai penilaiannya, apa siswa yang menggunakan kupon terlebih dahulu akan memiliki nilai lebih di banding dengan siswa yang terlambat menggunakan kuponnya atau nilai di berikan berdasarkan penilaian yang lain ?
ReplyDeletemohon bantuannya bu...
Untuk semua postingan saya mengenai pembelajaran mohon maaf memang belum ada referensinya di file saya..
ReplyDeleteNilainya sama, sesuai penggunaan kupon, tidak berdasarkan lebih dahulu mana. Tujuan yang terpenting adalah menstimulasi siswa untuk berpartisipasi.
ReplyDeleteNamun, dengan pembelajaran ini, pengajar mengetahui kemampuan siswa mana mana yang lebih baik
bu mau tanya, ada jurnal internasional nya ga buat pendukung model TIME TOKEN ARENDS ?
ReplyDeleteterima kash seblumnya :)
buk bagus kita terapkan model pembelajaran ini di mata pelajaran bahasa indonesia ,, terimakasih
ReplyDeletekalau di terapkan di Mata Pelajaran Bahasa Indenesia nyocok ngk,,
ReplyDelete