Fase
– fase dalam pengluaran uri (kala III)
Kala
III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya placenta / uri pada proses persalinan.
Rata-rata lama kala III berkisar 15-30 menit, baik primipara maupun multipara.
Tempat implantasi placenta sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri
atau dinding lateral (Sumarah, 2008).
1. Pelepasan
Placenta
Setelah bayi lahir, terjadi kontraksi
uterus, mengakibatkan volume rongga
uterus berkurang, dinding uterus menebal. Pada tempat implantasi
placenta juga terjadi penurunan luas area. Ukuran placenta tidak berubah,
sehingga menyebabkan plasenta terlipat, menebal dan akhirnya terlepas dari
dinding uterus. Plasenta terlepas sedikit demi sedikit. Terjadi pengumpulan
perdarahan diantara ruang placenta dan desidua basalis yang retro placenter
hematom. Setelah plasenta terlepas, plasenta akan menempati segmen bawah uterus
atau vagina.
Menurut Mochtar (1998) fase
– fase dalam pengluaran uri meliputi :
Fase pelepasan uri
Cara lepasnya luri ada
beberapa macam, yaitu :
a. Mekanisme
Schultz : Pelepasan plasenta yang dimulai dari sentral / bagian tengah sehingga
terjadi bekuan retroplasenta. Tanda pelepasan dari tengah ini mengakibatkan
perdaran tidak terjadi sebelum plasenta lahir. Perdaran terjadi setelah
placenta lahir.
b. Mekanisme
Duncan : terjadi pelepasan placenta dari pinggir atau bersamaan dari pinggir
dan tengah mengakibatkan semburan darah sebelum plasenta lahir.
Tanda-tanda pelepasan plasenta
a. Perubaha
bentuk uterus. Dari doscoid menjadi globuler akibat dari kontraksi uterus.
b. Semburan
darah tiba-tiba
c. Tali
pusat memanjang
d. Perubahan
posisi uterus. Setelah plasenta lepas dan menempati segmen bawah rahim, maka
uterus muncul pada rongga abdomen
2. Pengeluaran
plasenta
Perasat – perasat untuk mengetahui
lepasnya uri, antara lain :
(1) Kustner, dengan meletakkan tangan
disertai tekanan pada atas simfisis, tali pusat di tegangkan maka bila tali
pusat masuk (belum lepas), jika diam atau maju ( sudah lepas).
(2) Klein, saat ada his, rahim kita dorong
sedikit, bila tali pusat kembali ( belum lepas), diam atau turun ( sudah lepas).
(3) Strassman, tegangkan tali pusat dan
ketok fundus bila tali pusat bergetar (belum lepas), tidak bergetar (sudah
lepas), rahim menonjol di atas simfisis, tali pusat bertambah panjang, rahim
bundar dank eras, keluar darah secara tiba – tiba.
Pengawasan
perdarahan
a. Selama
hamil aliran darah keuterus 500-800 ml/menit
b. Uterus
tidak kontraksi dapat menyebabkan kehilangan darah sebanyak 300-500 ml.
Kontraksi uterus akan menekan pembuluh darah uterus
diantaranya anyaman miometrium
Untuk mengetahui secara lengkap materi persalinan silahkan klik disini Teori Persalinan.
No comments:
Post a Comment