Akibat involusi uteri, lapisan luar
desidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Desidua yang
mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Percampuran antara darah dan
desidua inilah yang dinamakan lokia.
Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Lokia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia mengalami
perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia
rubra, sanguilenta, serosa dan alba. Perbedaan masing-masing lokia dapat
dilihat sebagai berikut:
Lokia
|
Waktu
|
Warna
|
Ciri-ciri
|
Rubra
|
1-3 hari
|
Merah kehitaman
|
Terdiri dari sel desidua, verniks
caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah
|
Sanguilenta
|
3-7 hari
|
Putih bercampur merah
|
Sisa darah bercampur lendir
|
Serosa
|
7-14 hari
|
Kekuningan/ kecoklatan
|
Lebih sedikit darah dan lebih
banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta
|
Alba
|
>14 hari
|
Putih
|
Mengandung leukosit, selaput
lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
|
Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum
dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan
bersatu di vagina bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian
akan mengalir keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lokia
sekitar 240 hingga 270 ml.
Untuk mengetahui selengkapnya mengenai perubahan fisiologis pada masa nifas klik [DISINI]
Untuk mengetahui selengkapnya mengenai perubahan fisiologis pada masa nifas klik [DISINI]
sangat bermanfaat penjelasannya tentang darah nifas. senang sekali bisa menemukan blog ini.
ReplyDelete