Mendeteksi
adanya komplikasi dan penyulit persalinan kala II dan cara mengatasinya
1. Temuan
keadaan normal dan abnormal dari partograf menurut Sumarah (2008)
a. Perineum
Pada kala II bila perineum sangat teregang dan kulit perineum terlihat
putih, terlihat jaringan parut pada perineum/vagina, perineum kaku dan pendek,
adanya ruptur yang membakat pada perineum, maka perlu dilakukan tindakan
episiotomi.
b. Pendamping
pada saat persalinan
Bila tidak ada pendamping persalinan
seperti suami, keluarga, teman, dukun, maka pendamping persalinan perlu
memberikan dukungan secara intensif.
c. Gawat
janin.
Bila DJJ < 100 atau > 160 kali per
menit, lemah, tidak teratur, maka persalinan Kala II perlu segera diakhiri
dengan episiotomi dan tindakan seperti
vakum ekstraksi, forcep atau SC.
d. His
Bila his menjadi lemah, atau dalam 10
menit tidak terjadi 3 kali perlu dipertimbangkan tindakan untuk menanganinya,
misalnya mengoreksi pemberian cairan dan elektrolit, pemberian stimulasi
uterotonika.
e. Kesulitan
kelahiran bahu/distosia bahu
Bila presentasi kepala, bahu anterior
terjepit di atas simpisis pubis sehingga bahu tidak dapat masuk ke panggul
kecil atau bidang sempit panggul. Bahu posterior tertahan di atas promontorium
bagian atas. Keadaan ini memerlukan penanganan manajemen distosia bahu.
Partograf |
No comments:
Post a Comment