7/05/2012

Post Partum Blues Ibu Nifas


Post Partum Blues Ibu Nifas
Ada kalanya ibu mengalami perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan ini disebut dengan baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil sehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rassa lelah yang dirasakan. Selain itu, juga karena perubahan fisik dan emosional selama beberapa bulan kehamilan. Disini hormone memainkan peranan utama dalam hal bagaimana ibu bereaksi terhadap situasi yang berbeda. Setelah melahirkan dan lepasnya plasenta dari dinding rahim, tubuh ibu mengalami perubahan besar dalam jumlah hormone sehingga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Disamping perubahan fisik, hadirnya seorang bayi dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan ibu dalam hubungannya dengan suami, orang tua, maupun anggotta keluarga lain. Perubahan ini akan kembali secara perlahan setelah ibu menyesuaikan diri dengan peranan barunya dan tumbuh kembali dalam keadaan normal.

Gejala-gejala baby blues, antara lain menangis, mengalami perubahan perasaan, cemas, kesepian, khawatir mengenai sang bayi, penurunan gairah seks, dan kurang percaya diri terhadap kemamupuan menjadi seorang ibu. Jika hal ini terjadi ibu disarankan untuk melakukan hal-hal berikut ini :

1.  Mintalah bantuan suami atau keluarga jika ibu membutuhkan istirahat untuk menghilangkan kelelahan.
2.    Beritahu suami mengenai apa yang sedang ibu rasakan. Mintalah dukungan dan pertolongannya.
3.    Buang rasa cemas dan kekhawatiran akan kemampuan merawat bayi.
4.    Carilah hiburan dan luangkan waktu untuk diri sendiri.

Ada kalanya ibu merasakan kesedihan karena kebebasan, otonomi, interaksi social, kemandirianya berkurang. Hal ini akan menyebakan depresi pasca persalinan (depresi post partum). 


Berikut ini gejala-gajala depresi pasca persalinan :

1.    Sulit tidur, bahkan ketika bayi sudah tidur.
2.    Nafsu makan hilang.
3.    Perasaan tidak berdaya atau kehilangan koontrol.
4.    Terlalu cemas atau tidak perhatian  sama sekali pada bayi.
5.    Tidak menyukai atau takut  menyentuh bayi.
6.    Pikiran yang menakutkan mengenai bayi.
7.    Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.
8.    Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar.

Jika ibu mengalami gejala-gejala tersebut sebaiknya ibu memberitahu suami, bidan, atau dokter. Penyakit ini dapat disembuhkan dengan obat-obatan dan konsultasi dengan psikiater. Jika depresi berkepanjangan ibu perlu mendapatkan perawatan di Rumah Sakit.

Seorang ibu multipara mudah mengalami/menderiita depresi masa nifas. Hal ini disebabkan oleh kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum melahirkan anaknya ini. Ibu yang tidak mengurusi dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah. Hal ini menandakan ibu menderita depresi masa nifas.

Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Wanita memerlukan banyak istirahat dan dukungan. Gejala-gejala lain dari depresi masa nifas yaitu ibu tidak merawat dirinya sendiri ataupun bayinya dan merasa mendengar suara seseorang yang sesungguhnya tidak ada. Ibu menderita depresi masa nifas mungkin perlu minum obat. Ia harus diperiksa oleh seorang ahli yang dapat menilainya secara psikologis, untuk mengetahui apakah ia membutuhkan pengobatan. Dan dibutuhkan juga dukungan keluarga, dengan cara selalu mengunjungi dan menawarkan bantuan dan dorongan kepada ibu.


 DAFTAR PUSTAKA

Suhermi. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Ambarwati, Wulandari. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan nifas normal
Pusdiknakes. 2003. Asuhan Post Partum.
Saifudin. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBPSP.

No comments:

Post a Comment