Kebutuhan
gizi ibu menyusui
Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi akan sangat
mempengaruhi produksi ASI. Ibu menyusui harus mendapatkan tambahan zat makanan
sebesar 800 kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu
sendiri.
Pemberian ASI sangat penting karena ASI adalah makanan utama
bayi. Dengan ASI, bayi akan tumbuh sempurna sebagai manusia yang sehat,
bersifat lemah lembut, dan mempunyai IQ yang tinggi. Hal ini disebabkan karena
ASI mengandung asam dekosa heksanoid (DHA). Bayi yang diberi ASI secara
bermakna akan mempunyai IQ yang lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang
hanya diberi susu bubuk.
Kebutuhan Ibu Menyusui |
Selama menyusui, ibu dengan status gizi baik rata-rata
memproduksi ASI sekitar 800 cc yang mengandung sekitar 600 kkal, sedangkan pada
ibu dengan status gizi kurang biasanya memproduksi kurang dari itu. Walaupun
demikian, status gizi tidak berpengaruh besar terhadap mutu ASI, kecuali
volumenya.
a. Energi
Penambahan
kalori sepanjang 3 bulan pertama pasca partum
mencapai 500 kkal. Rekomendasi ini berdasarkan pada asumsi tiap 100cc ASI
berkemampuan memasok 67 – 77 kkal. Efisiensi konversi energi yang terkandung
dalam makanan menjadi energi susu sebesar rata – rata 80% dengan kisaran 76 –
94% sehingga dapat diperkirakan besaran energi yang diperlukan untuk
menghasilkan 100 cc susu sekitar 85 kkal. Rata – rata produksi ASI sehari 800
cc yang berarti mengandung 600 kkal.
Sementara itu, kalori yang dihabiskan untuk menghasilkan ASI sebanyak itu
adalah 750 kkal. Jika laktasi berlangsung selama lebih dari 3 bulan, selama itu
pula berat badan ibu akan menurun, yang berarti jumlah kalori tambahan harus
ditingkatkan.
Sesungguhnya,
tambahan kalori tersebut hanya sebesar 700 kkal, sementara sisanya ( sekitar
200 kkal ) diambil dari cadangan indogen,
yaitu timbunan lemak selama hamil. Mengingat efisiensi konversi energi hanya 80
– 90 % maka energi dari makanan yang dianjurkan ( 500 kkal ) hanya akan menjadi
energi ASI sebesar 400 – 450 kkal.
Untuk
menghasilkan 850 cc ASI, dibutuhkan energi 680 – 807 kkal ( rata – rata 750
kkal ) energy. Jika ke dalam diet tetap ditambahkan 500 kkal, yang terkonversi
hanya 400 – 450 kkal, berarti setiap hari harus dimobilisasi cadangan energi indogen sebesar 300 – 350 yang setara dengan 33 – 38
gram lemak. Dengan demikian, simpanan lemak selama hamil sebanyak 4 kg atau
setara 36.000 kkal akan habis setelah 105 – 121 hari atau 3 – 4 bulan.
Penghitungan ini sekaligus menguatkan pendapat bahwa dengan memberikan ASI,
berat badan ibu akan kembali normal dengan cepat dan menepis isu bahwa menyusui
bayi akan membuat badan ibu menjadi tambun.
b. Protein
Selama menyusui, ibu membutuhkan tambahan protein di atas
normal sebesar 20 gram/hari. Dasar ketentuan ini adalah tiap 100 cc ASI
mengandung 1,2 gram protein. Dengan demikian, 830 cc ASI mengandung 10 gram
protein. Efisiensi konversi protein makanan menjadi protein susu hanya 70 % (
dengan variasi prorangan ). Peningkatan kebutuhan ini ditunjukkan bukan hanya
untuk transformasi menjadi protein susu, tetapi juga untuk sintesis hormone
yang memproduksi ( prolaktin ), serta yang mengeluarkan ASI ( 0ksitosin ).
Selain kedua nutrisi
tersebut, ibu menyusui juga dianjurkan untuk mendapatkan tambahan asupan dari
nutrisi lain. Berikut ini adalah perbandingan tambahan nutrisi ibu menyusui pada
wanita Asia dan Amerika.
NO
|
NUTRISI
|
WANITA
ASIA
|
WANITA
AMERIKA
|
1.
|
Kalsium
|
0,5 – 1 gram
|
400 mg
|
2.
|
Zat besi
|
20 mg
|
30 – 60 mg
|
3.
|
Vitamin C
|
100 mg
|
40 mg
|
4.
|
Vitamin B-1
|
1,3 mg
|
0,5 mg
|
5.
|
Vitamin B-2
|
1,3 mg
|
0,5 mg
|
6.
|
Vitamin B-12
|
2,6 mikrogram
|
1 mikrogram
|
7.
|
Vitamin D
|
10 mikrogram
|
5 mikrogram
|
Tabel 6.1 Perbandingan
tambahan nutrisi ibu menyusui untuk wanita Asia dan Amerika (Sumber: Arisman,
2002)
Selain nutrisi tersebut, ibu menyusui juga dianjurkan makan
makanan yang mengandung asam lemak Omega 3 yang banyak terdapat dalam ikan
kakap, tongkol, dan lemuru. Asam ini akan diubah menjadi DHA yang akan
dikeluarkan melalui ASI. Kalsium terdapat pada susu, keju, teri, dan kacang –
kacangan. Zat besi banyak terdapat pada makanan laut. Vitamin C banyak terdapat
pada buah – buahan yang memiliki rasa kecut, seperti jeruk, mangga, sirsak,
apel, tomat, dan lain – lain. Vitamin B-1 dan B-2 terdapat pada padi, kacang – kacangan, hati, telur,
ikan, dan sebagainya. Ada beberapa sayuran yang menurut pengalaman masyarakat
dapat memperbanyak pengeluaran ASI, misalnya sayur daun turi (daun katuk) dan
kacang – kacangan.
Selain nutrisi, yang tidak kalah penting untuk ibu menyusui
adalah cairan (air minum). Kebutuhan minimal adalah 3 liter sehari, dengan
asumsi 1 liter setiap 8 jam dalam beberapa kali minum, terutama setelah selesai
menyusui bayinya.
Selama menyusui, ibu sebaiknya tidak minum kopi karena kopi
akan meningkatkan kerja ginjal sehingga ibu akan buang air kecil lebih sering,
padahal ibu sedang membutuhkan banyak cairan. Selain itu, ibu juga harus
menghindari asap rokok karena nikotin yang terhisap akan dikeluarkan lagi
melalui ASI sehingga bayi dapat keracunan nikotin.
Dengan penjelasan tersebut akhirnya dapat dirumuskan
beberapa anjuran yang berhubungan dengan emenuhan gizi ibu menyusui, antara
lain:
- Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kalori
- Makan dengan diet berimbang, cukup protein, mineral, dan vitamin.
- Minum sedikitnya 3 liter setiap hari, terutama setelah menyusui.
- Mengkonsumsi tablet zat besi selama nifas
- Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat mmberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASI.
No comments:
Post a Comment