PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN) DAN PENILAIAN ACUAN
PATOKAN (PAP)
Di dalam proses belajar mengajar pastilah aka ada evaluasi guna mengetahui sejauh mana tujuan/ target belajar tercapai. Hasil evaluasi tersebut tertuang dalam nilai. Hasil penilaiam disajikan dalam bentuk nilai angka dan huruf, dalam hal ini, lembaga pendidikan ada yang menggunakan penilaian dengan angka 0 – 100 dan ada pula yang menggunakan penilaian angka 0 - 10.
Nilai angka ataupun nilai huruf itu umumnya merupakan hasil tes atau ujian yang diberikan oleh guru kepada para siswa setelah mereka mengikuti pelajaran selama jangka waktu tertentu. Nilai-nilai tersebut dimasukkan ke dalam buku laporan pendidikan atau buku rapor, seperti Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), Ijazah, dan daftar nilai lainnya. Dalam proses evaluasi, koreksi dan pemberian nilai merupakan bagian darinya. Pengolahan nilai-nilai menjadi nilai akhir seorang siswa dapat dilakukan dengan mengacu kepada kriteria atau patokan tertentu, dalam hal ini terdapat jenis-jenis acuan penilaian yaitu Penilaian Acuan Patokan (PAP), dan PenilaianAcuan Norma (PAN). Berikut resume tentang PAN dan PAP.
A. PENILAIAN ACUAN NORMA (PAN)
1. Pengertian
Penilaian Acuan Norma
PAN (Norm Referenced Evaluation)
dikenal pula dengan sebutan “Standar Relatif” atau norma kelompok. Pendekatan
ini menafsirkan hasil tes yang diperoleh siswa dengan membanding-kannya dengan
hasil tes siswa lain dalam kelompoknya. Alat pembanding itu
ditentukan berdasarkan skor yang diperoleh siswa dalam satu kelompok. Ini
berarti bahwa standar kelulusan baru dapat diten-tukan setelah diperoleh skor
siswa. Hal inimengisyaratkan kepada kita bahwa standar yang dibuat untuk
kelompok tertentu tidak dapat digunakan untuk kelompok lainnya. Begitu pula
dengan standar yang digunakan untuk hasil tes sebelumnya tidak dapat digunakan
untuk hasil tes sekarang atau yang akan datang. Jadi setiap kali kita
memperoleh da-ta hasil tes, kita dituntut untuk membuat norma baru. Jika
dibandingkan anatara norma yang satu dengan yang lainnya mungkin saja akan
ditemukan standar yang sangat berbeda. Jika kelompok tertentu kebetulan
sis-wanya pintar-pintar, maka norma/standar kelulusannya akan tinggi.
Sebaliknya jika sis-wanya kurang pintar, maka standar kelulusannya pun akan
rendah. Itulah sebabnya pendekatan ini disebut standar relatif.
Pendekatan PAN ini mendasarkan diri
pada asumsi distribusi normal, walaupun kadar kenormalannya tidak selalu sama
untuk tiap kelompok. Dengan demikian, walau tiap-tiap kelompok sama-sama
menghasilkan kurva normal, mean kurva yang satu dengan kurva lainnya
mungkin saja berbeda. Sebagai konsekuensinya, seorang siswa yang memperoleh
nilai tinggi dalam suatu kelompok mungkin akan memperoleh nilai rendah jika ia
dimasukkan ke dalam kelompok lainnya. Demikian pula sebaliknya.
Ada
beberapa pendapat lain tentang pengertian Penilaian Acuan Norma, yaitu:
1. Acuan norma merupakan elemen pilihan yang
memeberikan daftar dokumen normatif yang diacu dalam standar sehingga acuan
tersebut tidak terpisahkan dalam penerapan standar. Data dokumen normatif yang
diacu dalam standar yang sangat diperlukan dalam penerapan standar.
2. Pengolahan dan pengubahan skor mentah menjadi
nilai dilakukan dengan mengacu pada norma atau kelompok. Cara ini dikenal
sebagai penilaian acuan norma (PAN).
3. PAN adalah Nilai sekelompok peserta didik
(siswa) dalam suatu proses pembelajaran didasarkan pada tingkat penguasaan di
kelompok itu. Artinya pemberian nilai mengacu pada perolehan nilai di kelompok
itu.
4. Penilaian Acuan Norma (PAN) yaitu dengan cara
membandingkan nilai seorang siswa dengan nilai kelompoknya. Jadi dalam hal ini
prestasi seluruh siswa dalam kelas / kelompok dipakai sebagai dasar penilaian.
Dari
beberapa pengertian ini dapat disimpulkan bahwa Penilaian Acuan Norma adalah
penilaian yang dilakukan dengan mengacu pada norma kelmpok; nilai-nilai yang
diperoleh siswa diperbandingkan dengan nilai-nilai siswa yang lain yang
termasuk di dalam kelompok itu.
Berikut
ini beberapa ciri dari Penilaian Acuan Normatif :
1. Penilaian
Acuan Normatif digunakan untuk menentukan status setiap peserta didik terhadap
kemampuan peserta didik lainnya. Artinya, Penilaian Acuan Normatif digunakan
apabila kita ingin mengetahui kemampuan peserta didik di dalam komunitasnya
seperti di kelas, sekolah, dan lain sebagainya.
2. Penilaian
Acuan Normatif menggunakan kriteria yang bersifat “relative”. Artinya, selalu
berubah-ubah disesuaikan dengan kondisi dan atau kebutuhan pada waktu tersebut.
3. Nilai
hasil dari Penilaian Acuan Normatif tidak mencerminkan tingkat kemampuan dan
penguasaan siswa tentang materi pengajaran yang diteskan, tetapi hanya menunjuk
kedudukan peserta didik (peringkatnya) dalam komunitasnya (kelompoknya).
4. Penilaian
Acuan Normatif memiliki kecendrungan untuk menggunakan rentangan tingkat
penguasaan seseorang terhadap kelompoknya, mulai dari yang sangat istimewa
sampai dengan yang mengalami kesulitan yang serius.
5. Penilaian
Acuan Normatif memberikan skor yang menggambarkan penguasaan kelompok.
2. Pedoman
Konversi PAN
Konversi didasarkan
pada Mean dan Standar Deviasi (SD) yang dihitung dari hasil
tes yang diperoleh. Oleh karena itu untuk membuat standar penilaian
atau pedoman konversi, terlebih dahulu kita harus menghitung Mean
dan SD-nya. Jika dihubung-kan dengan skala penilaian, maka pedoman konversi
untuk PAN dapat mempergunakan berbagai skala, misalnya skala lima, sembilan,
sepuluh, dan seratus.
3. Penggunaan
PAN
Berbeda dengan PAP, PAN tidak dapat
digunakan untuk mengukur kadar pencapaian tujuan dan tingkat penguasaan bahan.
PAN sering digunakan untuk fungsi prediktif, mera-malkan keberhasilan
pendidikan siswa di masa mendatang atau untuk menentukan
peringkat/kedudukan siswa dalam kelompok.
4. Keunggulan
PAN
Ada beberapa keunggulan yang
dimiliki PAN, diantaranya seperti tersaji di bawah ini:
1) Hasil PAN dapat
membuat guru bersikap positif dalam memperlakukan siswa sebagai individu yang
unik.
2) Hasil PAN akan
merupakan informasi yang baik tentang kedudukan siswa dalam
kelompoknya.
4) PAN dapat
digunakan untuk menyeleksi calon siswa yang dites secara ketat.
B. PENILAIAN
ACUAN PATOKAN (PAP)
1. Pengertian
Penilaian
acuan patokan (PAP) biasanya disebut juga criterion evaluation merupakan
pengukuran yang menggunakan acuan yang berbeda. Dalam pengukuran ini siswa
dikomperasikan dengan kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dalam
tujuan instruksional, bukan dengan penampilan siswa yang lain. Keberhasilan dalam
prosedur acuan patokan tegantung pada penguasaaan materi atas kriteria yang
telah dijabarkan dalam item-item pertanyaan guna mendukung tujuan instruksional
.
Dengan
PAP setiap individu dapat diketahui apa yang telah dan belum dikuasainya.
Bimbingan individual untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi
pelajaran dapat dirancang, demikian pula untuk memantapkan apa yang telah
dikuasainya dapat dikembangkan. Guru dan setiap peserta didik (siswa) mendapat
manfaat dari adanya PAP. Melalui PAP berkembang upaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dengan melaksanakan tes awal (pre test) dan
tes akhir (post test). Perbedaan hasil tes akhir dengan test awal
merupakan petunjuk tentang kualitas proses pembelajaran.
Pembelajaran
yang menuntut pencapaian kompetensi tertentu sebagaimana diharapkan dan termuat
pada kurikulum saat ini, PAP merupakan cara pandang yang harus diterapkan. PAP
juga dapat digunakan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya
kurang terkontrolnya penguasaan materi, terdapat siswa yang diuntungkan atau
dirugikan, dan tidak dipenuhinya nilai-nilai kelompok berdistribusi normal. PAP
ini menggunakan prinsip belajar tuntas (mastery learning).
2. Penetapan
Penafsiran hasil tes yang mempergunakan
PAP dilakukan dengan membandingkan nilai hasil tes yang diperoleh siswa dengan
patokan yang telah ditetapkan sebelumnya. Akan tetapi kriteria yang
dipergunakan untuk menetapkan besar-nya patokan itu sendiri hingga
kini belum ada kesepakatan. Oleh karena itu selama ini setiap lembaga/sekolah
biasanya bersepakat untuk membuat patokan yang akan diberlakukan di tempat
masing-masing.
3. Penggunaan PAP
PAP pada umumnya digunakan untuk
menguji tingkat pe-nguasaan bahan pelajaran.Pengujian tingkat penguasaan bahan
biasanya dilaksanakan pada pengajaran yang berori-entasi pada tujuan dan
strategi belajar tuntas. Oleh karena itu nilai seorang siswa yang
ditafsirkan dengan standar mutlak, sekaligus menunjukkan tingkat penguasaan riilnya
terhadap bahan pelajaran dan juga merupakan standar pen-capaian indicator
sesuai dengan standar ketuntasan belajar. Agar nilai yang diperoleh siswa dapat
berfungsi seperti yang diharapkan, yaitu mencerminkan tingkat penguasaan siswa,
maka alat tes yang dipergunakan harus dapat diper-tanggungjawabkan, baik dari
segi kelayakan, kesahihan, maupun keterpercayaannya. Butir-butir tes yang
disusun harus sesuai dengan tujuan dan deskripsi bahan pelajaran yang
diberikan.
4. Kelebihan
1) Hasil PAP
merupakan umpan balik yang dapat diguna-kan guru sebagai introspeksi
tentang program pembela-jaran yang telah dilaksanakan.
2) Hasil PAP dapat
membantu guru dalam pengambilan keputusan tentang perlu atau tidaknya penyajian
ulang topik/materi
tertentu.
3) Hasil PAP dapat
pula membantu guru merancang pelak-sanaan program remidi.
C. PERSAMAAN
DAN PERBEDAAN PAN DAN PAP
Penilaian
Acuan Norma dan Penilaian Acuan Patokan mempunyai beberapa persamaan sebagai berikut:
1. Penilaian
acuan norma dan acuan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi spesifik
sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. Tujuan tersebut termasuk tujuan
intruksional umum dan tujuan intruksional khusus
2.
Kedua pengukuran memerlukan sample yang relevan, digunakan sebagai subjek yang
hendak dijadikan sasaran evaluasi. Sample yang diukur mempresentasikan populasi
siwa yang hendak menjadi target akhir pengambilan keputusan.
3. Untuk
mandapatkan informasi yang diinginkan tenyang siswa, kedua pengukuran sama-sama
nenerlukan item-item yang disusun dalam satu tes dengan menggunakan aturan
dasar penulisan instrument.
4. Keduanya
mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur.
5. Keduanya
menggunakan macam tes yang sama seperti tes subjektif, tes karangan, tes
penampilan atau keterampilan.
6. Keduanya
dinilai kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitasnya.
7. Keduanya
digunakan ke dalam pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.
Perbedaan kedua penilaian adalah
sebagai berikut:
1. Penilaian acuan norma
biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit butir tes untuk
setiap perilaku. Penilaian acuan patokan biasanya mengukur perilaku khusus
dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap perilaku.
2. Penilaian acuan norma
menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi tingkat pencapaian belajar
secara relatif. Penilaian acuan patokan menekankan penjelasan tentang apa
perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta tes.
3. Penilaian acuan norma lebih
mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan sedang dan
biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan terlalu sulit. Penilaian acuan
patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan perilaku yang akan
diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.
4. Penilaian acuan norma
digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan patokan digunakan terutama
untuk penguasaan.
D. CONTOH
1.PAP
PAP
adalah singkatan dari Penilaian Acuan Patokan. Suatu penilaian disebut PAP jika
dalam melakukan penilaian itu kita mengacu kepada suatu kriteria pencapaian
tujuan (instruksional) yang telah dirumuskan sebelumnya. Nilai-nilai yang
diperoleh siswa dihubungkan dengan tingkat pencapaian penguasaan (mastery)
siswa tentang pengajaran sesuai dengan tujuan (instruksional) yang telah
ditetapkan. Kriteria yang digunakanpun bersifat mutlak. Artinya, kriteria itu
bersifat tetap dan berlaku bagi semua siswa yang mengikuti tes di lembaga
terkait. Selain itu, nilai dari hasil PAP dapat dijadikan indikator untuk
mengetahui sampai dimana tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi
pengajaran tertentu.
contoh, untuk dapat diterima sebagai
calon penerbang setiap calon harus
memenuhi syarat antara lain tinggi badan sekurang-kurangnya 170 cm. Berdasarkan
kriteria tersebut, maka siapaun yang tidak memenuhi syarat akan dinyatakan
gagal dan tidak diterima.
Contoh lain yaitu UTS, UAS, UNAS
Contoh lain yaitu UTS, UAS, UNAS
2. PAN
PAN
adalah singkatan dari Penilaian Acuan Norma. Penilaian dikatakan menggunakan
pendekatan PAN apabila nilai-nilai yang diperoleh siswa diperbandingkan dengan
nilai-nilai siswa lain yang termasuk
dalam kelompok itu. Yang dimaksud dengan norma dalam hal ini adalah kapasitas
atau prestasi kelompok, sedangkan yang dimaksud kelompok adalah semua siswa
yang mengikuti tes tersebut. Selain itu, nilai dari hasil PAN tidak
mencerminkan tingkat kemampuan dan penguasaan siswa tentang materi pengajaran
yang diteskan, tetapi hanya menunjukkan kedudukan siswa di dalam peringkat kelompoknya.
Sebagai
contoh, pada pelajaran bahasa Indonesia, siswa yang mendapat skor 80 di kelas B
akan mendapat nilai A, sedangkan di kelas C siswa yang mendapat skor 65 akan
mendapat nilai A juga. Mengapa bisa demikian? karena nilai yang didapat siswa
hanya dihubungkan dengan norma kelompoknya. Pada kelas C, norma kelompoknya
rendah, maka skor 65 saja sudah mendapat nilai A, dan pada kelas B 88 norma
kelompoknya tinggi, maka skor 80 baru bisa mendapat nilai A, sehingga skor 65
bisa bernilai Contoh lain : SPMB
E.
KESIMPULAN
Dari uraian-uraian singkat yang
telah penulis sampaikan, maka penulis dapat memberikan beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Penilaian
acuan patokan adalah penilaian yang mengacu kepada tujuan instruksional atau
untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap perilaku yang terdapat
dalam tujuan instruksional khusus tersebut. Penilaian acuan norma adalah
penilaian yang mengacu kepada norma untuk menentukan kedudukan atau posisi
seorang peserta didik di antara kelompoknya.
2. Persamaan
penilaian acuan norma dan acuan patokan antara lain adalah keduanya
mempersyaratkan perumusan secara spesifik perilaku yang diukur, disusun dari
sampel butir-butir tes yang relevan dan representatif, keduanya dinilai
kualitasnya dari segi validitas dan reliabilitas dan digunakan ke dalam
pendidikan walaupun untuk maksud yang berbeda.
3. Adapun
perbedaan dari kedua penilaian tersebut antara lain:
a) Penilaian
acuan norma biasanya mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit
butir tes untuk setiap perilaku. Penilaian acuan patokan biasanya mengukur
perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir tes untuk setiap
perilaku.
b) Penilaian
acuan norma menekankan perbedaan di antara peserta tes dari segi tingkat
pencapaian belajar secara relatif. Penilaian acuan patokan menekankan
penjelasan tentang apa perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh
setiap peserta tes.
c) Penilaian
acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan
sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah dan terlalu sulit.
Penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan
perilaku yang akan diukur tanpa perduli dengan tingkat kesulitannya.
d) Penilaian
acuan norma digunakan terutama untuk survey. Penilaian acuan patokan digunakan
terutama untuk penguasaan.
Sumber :
Sukardi. E, dan Maramis. W. F. Penilaian Keberhasilan
Belajar,Jakarta: Erlangga:University Press,1986.
Bistok Sirait. Menyusun Tes Hasil Belajar. Semarang Press,
1985.
Atwi Suparman, Desain Instruksional, Jakarta: PAU ,1997.
No comments:
Post a Comment