GANGGUAN MENSTRUASI
A. Definisi
Gangguan
haid adalah perdarahan haid yang tidak normal dalam hal :
panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid. Melibatkan hipotalamus,
hipofisis, ovarium dan endometrium.
Haid dikatakan normal apabila:
1. Berlangsung
antara 25-35 hari atau 21-31 hari
2. Estrogen
dihasilkan oleh follikel & korpus luteum
3. Peningkatan
Estrogen pada midsiklus → lonjakan LH → ovulasi
4. P
dihasilkan hanya oleh korpus luteum
5. Korpus
luteum ada hanya jika terjadi ovulasi
6. Umur
korpus luteum ±10-14 hr
7. Fase
luteal/F.sekresi ±14 hr (hampir selalu tetap)
8. Fase
folikulogenesis/F.proliferasi variasi antara 7-21hr
B.
Klasifikasi
gangguan haid
Digolongkan dalam :
Digolongkan dalam :
1. Kelainan
panjang siklus (N=21-35hr):
a. Polimenore
(sering) jika haid terjadi kurang 21 hari
- Oligomenore
(jarang) jika haid terjadi lebih dari 35 hari
- Amenore
(tidak haid) → jika haid tidak terjadi selama 3 bln berturut - turut
2. Kelainan
banyaknya haid (Normalnya darah haid = ±80ml):
- Hipermenore
(banyak) jika darah haid lebih 80ml
- Hipomenore
(sedikit) jika darah haid kurang dari 80ml
3. Kelainan
lama haid (Normalnya lama haid 3 – 7 hari):
- Menoragi
(memanjang) jika lama haid lebih 7 hari
- Brakimenore
(memendek) jika lama haid kurang dari 3 hari
4. Metroragi
(jika haid terjadi diluar siklus normal)
5. Perdarahan
bercak
- Premenstrual
spotting
- Postmenstrual
spotting
6. Perdarahan
uterus disfungsional
7. Gangguan
lain berhubungan dengan haid :
- Metroragi
(haid diluar siklus)
- Dismenore
(nyeri bila haid)
- Premenstrual
tension (ketegangan haid)
C.
Kelainan
panjang siklus haid :
1. Polimenore
polimenore
adalah panjang siklus haid kurang dari 21 hari (normal 21-35). Keadaan polimenore
bisanya terjadi pada siklus ovulatoar maupun pada siklus anovulatoar.
a.
Kausa
1) Anovulasi
karena gangguan hormonal
2) Insufisiensi
korpus luteum (fase luteal memendek)
3) Fase
folikuler memendek
b.
Penanganan
1) Pada
kausa anovulasi diberikan induksi ovulasi
2) Pada
insufisiensi korpus luteum diberikan progesteron pada hr 16-25
3) Pada
fase folikuler pendek diberikan estrogen pada hari 3-8
2.
Oligomenore
oligomenore
adalah panjang siklus haid lebih dari 35 hari (normal 21-35 hari) dan kurang
dari 3 bulan. Keadaan oligomenore umumnya adalah siklus ovulator sehingga
fertilitas tidak terganggu.
a.
Kausa
1) Fase
folikuler memanjang
2) Fase
sekresi memanjang
b.
penanganan
1) Tidak
diberikan pengobatan jika tipe perdarahan teratur
2) Indukasi
ovulasi diberikan jika tipe perdarahan memanjang
3.
Amenore
amenore
adalah tidak haid lebih dari 3 bln berturut-turut. Amenore dapat dibagi dalam
dua bentuk :
a. Amenore fisiologik :
1) Prapubertas / pasca menopause
2) Hamil, laktasi
b. Amenore patologik :
1) Amenore primer
2) Amenore sekunder
a. Amenore fisiologik :
1) Prapubertas / pasca menopause
2) Hamil, laktasi
b. Amenore patologik :
1) Amenore primer
2) Amenore sekunder
4.
Dismenore
Dismenore atau nyeri haid adalah nyeri yang timbul akibat kontraksi uterus dengan
satu atau lebih gejala seperti nyeri ringan sampai berat pada perut bagian
bawah, bokong, dan nyeri spasmodik pada otot paha.
a.
Klasifikasi
dismenorea
1) Dismenore
primer
2) Dismenore
sekunder
b.
Penyebab
dismenorea
1) Dismenore
primer : berhubungan dengan faktor intrinsik, ketidak seimbangan steroid seks
ovarium tanpa kelainan oganik dalam pelvis.
2) Dismenore
sekunder : berhubungan dengan patologi uterus misalnya endometriosis, kista
ovarium, Kontrasepsi dalam rahim, kelainan bentuk dan letak uterus.
c.
Gejala
dismenorea:
1)
Dismenore primer
a) Usia
lebih muda
b) Timbul
segera setelah siklus haid teratur
c) Nyeri
berupa kejang utrerus
d) Nyeri
mendahului haid, meningakt pada hari pertama dan kedua haid
e) Tidak
ditemukan patologis pelvis
f) Mempunyai
respon terhadap terapi medis
g) Pemeriksaan
pelvis normal
2)
Dismenore sekunder
a) Usia
lebih muda
b) Nyeri
terasa terus menerus
c) Nyeri
pada saat haid, meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
d) Berhubungan
dengan kelainan pelvis
e) Tidak
berhubungan dengan adanya ovulasi
f) Sering
membutuhkan tindakan operative
3)
Pengobatan
dismenorea
1) Pemberian
obat
2) Operasi
3) Psikoterapi
Dismenore
primer dapat diberikan analgetik (penghilang nyeri), penghambat
prostaglandin, kontrasepsi hormon oral dan antagonis kalsium tergantung dari
penyebabnya.
Dismenore sekunder harus dicari penyebabnya dan diobati sesuai dengan
penyebabnya.
No comments:
Post a Comment