STRATEGI
PENINGKATAN MUTU PELAYANAN
Ada empat hal yang perlu
diperhatikan dalam pendekatan untuk mencapai pelayanan prima melalui
peningkatan mutu pelayanan, yaitu sebagai berikut:
1.
Pelanggan dan harapannya
Harapan pelanggan mendorong upaya
peningkatan mutu pelayanan. Organisasi pelayanan kesehatan mempunyai banyak
pelanggan potensial. Harapan mereka harus diidentifikasi dan diprioritaskan
lalu membuat kriteria untuk menilai kesuksesan.
2.
Perbaikan kinerja
Bila harapan pelanggan telah
diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menidentifikasi dan melaksanakan
kinerja staf dan dokter untuk mencapai konseling, adanya pengakuan, dan
pemberian reward.
3.
Proses perbaikan
Proses perbaikan juga penting.
Sering kali kinerja disalahkan karena masalah pelayanan dan ketidakpuasan
pelanggan pada saat proses itu sendiri tidak dirancang dengan baik untuk
mendukung pelayanan. Dengan melibatkan staf dalam proses pelayanan, maka dapat
diidentifikasi masalah proses yang dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan,
mendiagnosis penyebab, mengidentifikasi, dan menguji pemecahan atau perbaikan.
4.
Budaya yang mendukung perbaikan terus menerus
Untuk mencapai pelayanan prima
diperlukan organisasi yang tertib. Itulah sebabnya perlu untuk memperkuat
budaya organisasi sehingga dapat mendukung peningkatan mutu. Untuk dapat
melakukannya, harus sejalan dengan dorongan peningkatan mutu pelayanan
terus-menerus.
Untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan agar lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat, maka perlu
dilaksanakan berbagai upaya. Upaya ini harus dilakukan secara sistematik,
konsisten dan terus menerus.
Upaya peningkatan mutu pelayanan
kesehatan mencakup :
1).
Penataan organisasi
Penataan organisasi menjadi
organisasi yang efisien, efektif dengan struktur dan uraian tugas yang tidak
tumpang tindih, dan jalinan hubungan kerja yang jelas dengan berpegang pada
prinsip organization through the function.
2).
Regulasi peraturan perundangan
Pengkajian secara komprehensif
terhadap berbagai peraturan perundangan yang telah ada dan diikuti dengan
regulasi yang mendukung pelaksanaan kebijakan tersebut di atas.
3).
Pemantapan jejaring
Pengembangan dan pemantapan jejaring
dengan pusat unggulan pelayanan dan sistem rujukannya akan sangat meningkatkan
efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan, sehingga dengan demikian akan
meningkatkan mutu pelayanan.
4).
Standarisasi
Standarisasi merupakan kegiatan
penting yang harus dilaksanakan, meliputi standar tenaga baik kuantitatif
maupun kualitatif, sarana dan fasilitas, kemampuan, metode, pencatatan dan
pelaporan dan lain-lain. Luaran yang diharapkan juga harus distandarisasi.
5)Pengembangan sumber daya manusia
Penyelenggaraan berbagai pendidikan
dan pelatihan secara berkelanjutan dan berkesinambungan untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang profesional, yang kompeten dan memiliki moral dan
etika, mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan inovatif serta bersikap
antisipatif terhadap berbagai perubahan yang akan terjadi baik perubahan secara
lokal maupun global.
6).
Quality Assurance
Berbagai komponen kegiatan quality
assurance harus segera dilaksanakan dengan diikuti oleh perencanaan dan
pelaksanaan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan untuk mencapai peningkatan
mutu pelayanan. Data dan informasi yang diperoleh dianalysis dengan cermat (
root cause analysis ) dan dilanjutkan dengan penyusunan rancangan tindakan
perbaikan yang tepat dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan.
Semuanya ini dilakukan dengan pendekatan “tailor’s model“ dan Plan- Do- Control-
Action (PDCA).
7).
Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dilakukan dengan membangun kerjasama dan kolaborasi dengan
pusat-pusat unggulan baik yang bertaraf lokal atau dalam negeri maupun
internasional. Penerapan berbagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek pembiayaan.
8).
Peningkatan peran serta masyarakat dan organisasi profesi
Peningkatan peran organisasi profesi
terutama dalam pembinaan anggota sesuai dengan standar profesi dan peningkatan
mutu sumber daya manusia.
9).
Peningkatan kontrol sosial
Peningkatan pengawasan dan kontrol
masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan kesehatan akan meningkatkan
akuntabilitas, transparansi dan mutu pelayanan.
SISTEM
DAN MEKANISME PENINGKATAN MUTU PELAYANAN TERUS-MENERUS
Untuk memperkuat budaya organisasi,
semua kegiatan harus menuju peningkatan mutu yang terus menerus. Untuk
mewujudkan peningkatan mutu pelayanan terus menerus, pilar utamanya terdiri
atas hal-hal berikut:
1.
Visi manajemen dan komitmen
Nilai organisasi dan komitmen dari
semua level sangat diperlukan.
2.
Tanggung jawab
Agar setiap orang beranggung jawab,
maka perlu standar yang kuat.
3.
Pengukuran umpan balik
Perlu dibuat sistem evaluasi
sehingga dapat mengukur apakah kita mempunyai informasi yang cukup.
4.
Pemecahan masalah dan proses perbaikan
Ketepatan waktu, pengorganisasian
sistem yang efektif untuk menyelesaikan keluhan, dan masalah sistem memerlukan
proses perbaikan dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan.
5.
Komunikasi
Perlu ada mekanisme komunikasi yang
jelas. Jika tidak ada informasi, maka petugas atau staf merasa diabaikan dan
tidak dihargai.
6.
Pengembangan staf dan pelatihan
Pengembangan staf dan pelatihan
berhubengan dengan pengembangan sumber daya yang dapt mempengaruhi kemampuan
organisasi dalam memberikan pelayanan.
7.
Keterlibatan tim kesehatan
Perlu ketrlibatan tim kesehatan agar
mereka terlibat dan berperan serta dalam strategi organisasi.
8.
Penghargaan dan pengakuan
Sebagai bagian dari strategi, perlu
memberikan penghargaan dan pengakuan kepada visi pelayanan dan nilai sehingga
individu maupun tim mendapat insentif untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
9.
Keterlibatan dan pemberdayaan staf
Staf yang terlibat adalah yang
mempunyai keterikatan dan tanggung jawab.
10.
Mengingatkan kembali dan pemberdayaan
Petugas harus diingatkan tentang
prioritas pelayanan yang harus diberikan.
thanks ya infonya !!!
ReplyDeletewww.bisnistiket.co.id