Amniotomi
a. Pengertian
Amniotomi adalah tindakan untuk membuka
selaput amnion dengan jalan membuat robekan kecil yang kemudian akan melebar
secara spontan akibat gaya berat cairan dan adanya tekanan di dalam rongga
amnion (Sarwono, 2006).
b. Indikasi
amniotomi
Indikasi
amniotomi menurut Manuaba (2007) dan Sumarah (2008):
1) Pembukaan
lengkap
2) Pada
kasus solution placenta
3) Akselerasi
persalinan
4) Persalinan
pervaginam dengan menggunakan instrument
c. Keuntungan
tindakan amniotomi
1) Untuk
melakukan pengamatan ada tidaknya mekonium
2) Menentukan
punctum maksimum DJJ akan lebih jelas
3) Mempermudah
perekaman pada saat pemantauan janin
4) Mempercepat
proses persalinan karena mempercepat proses pembukaan serviks.
d. Kerugian
tindakan amniotomi
1) Dapat
menimbulkan trauma pada kepala janin yang mengakibatkan kecacatan pada tulang
kepala akibat dari tekanan deferensial meningkat
2) Dapat
menambah kompresi tali pusat akibat jumlah cairan amniotik berkurang.
e. Cara
melakukan amniotomi menurut Sarwono (2006) :
1) Persiapan
alat:
a) Bengkok.
b) Setengah
kocker.
c) Sarung
tangan satu pasang.
d) Kapas
saflon ½%.
2) Persiapan
pasien:
a) Posisi
dorsal rekumbent.
3) Persiapan
pelaksanaan:
a) Memberitahu
tindakan.
b) Mendekatkan
Alat.
c) Memeriksakan
DJJ dan mencatat pada partograf.
d) Cuci
tangan dan keringkan.
e) Memakai
sarung tangan pada dua tangan.
f) Melakukan
periksa dalam dengan hati-hati diantara kontraksi. Meraba dengan hati-hati
selaput ketuban untuk memastikan apakah kepala sudah masuk kedalam panggul dan
memeriksa tali pusat atau bagian-bagian tubuh kecil janin tidak dipalpasi. Bila
selaput ketuban tidak teraba diantara kontraksi, tunggu sampai ada kontraksi
berikutnya sehingga selaput ketuban terdorong kedepan sehingga mudah dipalpasi.
g) Tangan
kiri mengambil klem ½ kocker yang telah dipersiapkan sedemikian rupa sehingga
dalam mengambilnya mudah.
h) Dengan
menggunakan tangan kiri tempatkan klem ½ kocker desinfeksi tingkat tinggi atau
steril dimasukkan kedalam vagina menelusuri jari tangan kanan yang yang berada
didalam vagina sampai mencapai selaput ketuban.
i) Pegang
ujung klem ½ kocker diantara ujung jari tangan kanan pemeriksa kemudian
menggerakkan jari dengan menggerakkan jari dengan lembut dan memecahkan selaput
ketuban dengan cara menggosokkan klem ½ kocker secara lembut pada selaput
ketuban.
j) Kadang-kadang
hal ini lebih mudah dikerjakan diantara kontraksi pada saat selaput ketuban
tidak tegang. Tujuannya adalah ketika selaput ketuban dipecah air ketuban tidak
nyemprot.
k) Biarkan
air ketuban membasahi jari pemeriksa.
l) Ambil
klem ½ kocker dengan menggunakan tangan kiri dan masukkan ke dalam larutan
klorin ½% untuk dekontaminasi.
m) Jari
tangan kanan pemeriksa tetap berada di dalam vagina melakukan pemeriksaan adakah
tali pusat atau bagian kecil janin yang teraba dan memeriksa penurunan kepala
janin.
n) Bila
hasil pemeriksaan tidak didapatkan adanya tali pusat atau bagian-bagian tubuh
janin yang kecil dan hasil pemeriksaan penurunan kepala sudah didapatkan, maka
keluarkan tangan pemeriksa secara lembut dari dalam vagina.
o) Lakukan
pemeriksaan warna cairan ketuban adakah mekonium, darah, apakah jernih.
p) Lakukan
langkah-langkah gawat darurat apabila terdapat mekonium atau darah.
q) Celupkan
tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan klorin ½ % kemudian
lepaskan sarung tangan kedalam larutan klorin ½ % kemudian lepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbaik dan biarkan terendam selama 10 menit.
r) Cuci
tangan.
s) Periksa
DJJ.
t) Lakukan
dokumentasi pada partograf tentang warna ketuban, kapan pecahnya ketuban, dan
DJJ.
No comments:
Post a Comment