7/10/2012

KEBUTUHAN DASAR IBU SELAMA PERSALINAN


KEBUTUHAN DASAR IBU DALAM PROSES PERSALINAN

Ada beberapa kebutuhan dasar ibu selama prose persalinan antara lain :
KEBUTUHAN DASAR IBU SELAMA PERSALINAN

1.    Dukungan fisik dan psikologis
Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan maka akan muncul perasaan takut, khawatir, ataupun cemas terutama pada ibu primipara.Perasaan takut dapat meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi cepat lelah yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan.
Bidan adalah orang yang diharapkan ibu sebagai pendamping persalinan yang dapat diandalkan serta mampu memeberikan dukungan, bimbingan dan pertolongan persalinan. Asuhan yang sifatnya mendukung selama persalinan merupakan suatu standar pelayanan kebidanan. Asuhan yang mendukung berarti bersifat aktif dan ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Jika seorang bidan sedang sibuk, maka ia harus memastikan bahwa ada seorang pendukung yang hadir dan memantu wanita yang sedang dalam persalinan.
Dukungan dapat diberikan oleh orang-orang terdekat pasien (suami, keluarga, teman, perawat, bidan maupun dokter). Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat sejak dalam kelas-kelas antenatal. Mereka dapat membuat laporan tentang kemajuan ibu dan secara terus menerus memonitor kemajuan persalinan.
Bidan harus mampu memberikan perasaan kehadiran:
a.    Selama bersama pasien, bidan harus konsentrasi penuh untuk mendengarkan dan melakukan observasi
b.    Membuat kontak fisik : mencuci muka pasien, menggosok punggung dan memegang tangan pasien dll.
c.    Menempatkan pasien dalam keadaan yakin (bidan bersikap tenang dan bisa menenangkan pasien).

Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam persalinan menurut Lesser & Keane ialah:
1)    Asuhan fisik dan psikologis
2)    Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus
3)    Pengurangan rasa sakit
4)    Penerimaaan atas sikap dan perilakunya
5)    Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman.

Hasil penelitian (RCT) telah memperlihatkan efektifnya dukungan fisik, emosional dan psikologie selama persalinan dan kelahiran. Dalam Cochrane Database, suatu kajian ulang sistematik dari 14 percobaan-percobaan yang melibatkan 5000 wanita memperlihatkan bahwa kehadiran seorang pendamping secara terus menerus selama persalinan dan kelahiran akan menghasilkan:
Ø  Kelahiran dengan tindakan (forceps, vacuum maupun seksio sesaria) menjadi berkurang
Ø  APGAR Score <7 lebih sedikit- Hasil kelahiran bertambah baik
Ø  Bersifat sayang ibu.
Ø  Lamanya persalinan menjadi semakin pendek
Ø  Kepuasan ibu yang semakin besar dalam pengalaman melahirkan mereka.
Metode mengurangi rasa sakit yang diberikan secara terus menerus dalam bentuk dukungan mempunyai keuntungan-keuntungan:
- Sederhana
- Efektif
- Biayanya murah
- Resikonya rendah
- Membantu kemajuan persalinan

2.    Kebutuhan Makanan Dan Cairan
Makanan padat tidak boleh diberikan selama persalinan aktif, oleh karena makan padat lebih lama tinggal dalam lambung dari pada makanan cair, sehingga proses pencernaan lebih lambat selama persalinan. Bila ada pemberian obat , dapat juga merangsang terjadinya mual/muntah yang dapat mengakibatkan terjadinya aspiraasi ke dalam paru-paru, untuk mencegah dehidrasi, pasien dapat diberikan banyak minum segar(ju buah, sup) selama proses persalinan, namuun bila mual/muntah dpt diberikan cairan IV(RL)

3.    Kebutuhan Eliminasi
Kandung kencing harus dikosongkan setiap 2 jam selama proses persalinan. Bila pasien tidak dapat berkemih sendiri dapat dilakukan keterisasi oleh karena kandung kencing  yang penuh akan menghambat penurunan baian terbawah janin, selain itu juga akan mengingkatkan rasa tidak nyaman yang tidak dikenali pasien karena bersama dengan munculnya kontraksi uterus
Rektum yang penuh akan mengganggu penur tandaunan bagian terbawah janin, namun bila pasien mengatkan ingin BAB, bidan harus memastikan kemungkinan adanya tanda dan gejala masuk pada kala II. Bila diperlukan sesuai indikasi dapat dilakukan lavement

4.    Posisioning Dan Aktifitas
Persalinan dan kelahiran merupakan suatu peristiwa yang normal, tanpa disadari dan mau tidak mau harus berlangsung. Untuk membantu ibu agar tetap tenang dan rileks sedapat mungkin bidan tidak boleh memaksakan pemilihan posisi yang diinginkan oleh ibu dalam persalinannya. Sebaliknya, peranan bidan adalah untuk mendukung ibu dalam pemilihan posisi apapun yang dipilihnya, menyarankan alternatif-alternatif hanya apabila tindakan ibu tidak efektif atau membahayakan bagi dirinya sendiri atau bagi bayinya. Bila ada anggota keluarga yang hadir untuk melayani sebagai pendamping ibu, maka bidan bisa menawarkan dukungan pada orang yang mendukung ibu tersebut.
Bidan memebritahu ibu bahwa ia tidak perlu terlentang terus menerus dalam masa persalinanya. Jika ibu sudah semakin putus asa dan merasa tidak nyaman, bidan bisa mengambil tindakan-tindakan yang positif untuk merubah kebiasaan atau merubah setting tempat yang sudah ditentukan (seperti misalnya menyarankan agar ibu berdiri atau berjalan-jalan). Bidan harus memberikan suasana yang nyaman dan tidak menunjukkan ekspresi yang terburu-buru, sambil memberikan kepastian yang menyenangkan serta pujian lainnya.
          Saat bidan memberikan dukungan fisik dan emosional dalam persalinan, atau membantu keluarga untuk memberikan dukungan persalinan., bidan tersebut harus melakukan semuanya itu dengan cara yang bersifat sayang ibu meliputi:
1)    Aman, sesuai evidence based, dan memberi sumbangan pada keselamatan jiwa ibu.
2)    Memungkinkan ibu merasa nyaman, aman, secara emosional serta merasa didukung dan didengarkan.
3)    Menghormati praktek-praktek budaya, keyakinan agama, dan ibu/keluarganya sebagai pengambil keputusan
4)    Menggunakan cara pengobatan yang sederhana sebelum memakai teknologi canggih.
5)    Memastikan bahwa informasi yang diberikan adekuat serta dapat dipahami ibu.

Posisi Untuk Persalinan

Posisi Alasan / Rasionalisasi
a.    Duduk atau setengah duduk - Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing kelahiran kepala bayi dan mengamati / mensupport perineum.
b.    Posisi merangkak - Baik untuk persalinan dengan punggung yang sakit
- Membantu bayi melakukan rotasi
- Peregangan minimal pada perineum
Berjongkok atau berdiri - Membantu penurunan kepala bayi
- Memperbesar ukuran panggul: menambah 28% ruang outletnya
- Memperbesar dorongan untuk meneran (bisa memberi kontribusi pada laserasi perineum)
Berbaring miring ke kiri - Memberi rasa santai bagi ibu yang letih
- Memberi oksigenasi yang baik bagi bayi
- Membantu mencegah terjadinya laserasi

Mengapa tidak boleh bersalin dalam posisi terlentang / lithotomi?
- Dapat menyebabkan Sindrome supine hypotensi karena tekanan pada vena kava inferior oleh kavum uteri, yang mengakibatkan ibu pingsan dan hilangnya oksigen bagi bayi.
- Dapat menambah rasa sakit
- Bisa memperlama proses persalinan
- Lebih sulit bagi ibu untuk melakukan pernafasan
- Membuat buang air lebih sulit
- Membatasi pergerakan ibu
- Bisa membuat ibu merasa tidak berdaya
- Bisa membuat proses meneran menjadi lebih sulit
- Bisa menambah kemungkinan terjadinya laserasi pada perineum
- Bisa menimbulkan kerusakan syaraf pada kaki dan punggung.

5.    Pengurangan Rasa Nyeri
Penny Simpkin menjelaskan cara-cara untuk mengurangi rasa sakit ini ialah :
a.    Mengurangi sakit di sumbernya
b.    Memberikan rangsangan alternatif yang kuat
c.    Mengurangi reaksi mental yang negatif, emosional, dan reaksi fisik ibu terhadap rasa sakit.

Pendekatan-pendekatan untuk mengurangi rasa sakit, menurut Varney’s Midwifery:
- Adanya sesorang yang dapat mendukung dalam persalinan
- Pengaturan posisi
- Relaksasi dan latihan pernafasan
- Istirahat dan privasi
- Penjelasan mengenai proses/kemajuan/prosedur yang akan dilakukan
- Asuhan diri
- Sentuhan dan masase
- Counterpressure untuk mengurangi tegangan pada ligament sacroiliaka
- Pijatan ganda pada pinggul
- Penekanan pada lutut
- Kompres hangat dan kompres dingin
- Berendam
- Pengeluaran suara
- Visualisasi dan pemusatan perhatian
- Musik.


Sedangkan Sumarah (2008) mengkategorikan kebutuhan ibu dalam proses persalinan meliputi :
1. Kebutuhan fisiologis
a.   Oksigen.
b.   Makan dan minum.
c.   Istirahat selama tidak ada his.
d.   Kebersihan badan terutama genetalia.
e.   Buang air kecil dan buang air besar.
f.    Pertolongan persalinan yang terstandar.
g.   Penjahitan perineum bila perlu.

2. Kebutuhan rasa aman
a.   Memilih tempat dan penolong persalinan.
b.   Informasi tentang proses persalinan atau tindakan yang akan dilakukan.
c.   Posisi tidur yang dikehendaki ibu.
d.   Pendampingan oleh keluarga.
e.   Pantauan selama persalinan.
f.    Intervensi yang diperlukan.

3. Kebutuhan dicintai dan mencintai
a.   Pendampingan oleh suami/keluarga.
b.   Kontak fisik (memberi sentuhan ringan)
c.   Masase untuk mengurangi rasa sakit.
d.   Berbicara dengan suara yang lembut dan sopan.

4. Kebutuhan harga diri
a.   Merawat bayi sendiri dan menetekinya.
b.   Asuhan kebidanan dengan memperhatikan privasi ibu.
c.   Pelayanan yang bersifat empati dan simpati.
d.   Informasi bila akan melakukan tindakan.
e.   Memberikan pujian pada ibu terhadap tindakan positif yang ibu lakukan.

5. Kebutuhan aktualisasi diri
a.   Memilih tempat dan penolong sesuai keinginan.
b.   Memilih pendamping selama persalinan.
c.   Bounding and attachment




No comments:

Post a Comment