7/12/2012

Bahu Macet (Dystocia Bahu) Komplikasi dan Penyulit Persalinan Kala II


Distosia Bahu Atau Bahu Macet
1)    Pengertian
Distosia bahu
Shoulder Dystocia 
       Distosia bahu secara sederhana adalah kesulitan persalinan pada saat melahirkan bahu (Varney, 2004). Pada presentasi kepala bahu anterior terjepit di atas simpisis pubis sehingga bahu tidak dapat melewati panggul kecil atau bidang sempit panggul. Bahu posterior tertahan di atas promontorium bagian atas. Distosia bahu terjadi jika bahu masuk ke dalam panggul kecil dengan diameter biakromial pada posisi anteroposterior dari panggul sebagai pengganti diameter oblik panggul yang mana diameter oblik sebesar 12,75 cm lebih panjang dari diameter anteroposterior (11 cm). Waktu untuk menolong distosia bahu kurang lebih 5-10 menit.

2)    Predisposisi distosia bahu
a)    Ibu mengalami diabetes mellitus. Kemungkinan terjadi makrosomia pada janin. Makrosomia adalah berat badan janin lebih besar dari 4000 gram.
b)    Adanya janin gemuk pada riwayat persalinan terdahulu
c)    Riwayat kesehatan keluarga ibu kandung ada riwayat diabetes mellitus
d)    Ibu mengalami obesitas sehingga ruang gerak janin ketika melewati jalan lahir lebih sempit karena ada jaringan berlebih pada jalan lahir dibnding ibu yang tidak mengalami obesitas.
e)    Riwayat janin tumbuh terus dan bertambah besar setelah kelahiran.
f)     Hasil USG mengindikasikan adanya makrosomia/janin besar. Dengan ditemukannya diameter biakromial pada bahu lebih besar daripada diameter kepala.
g)    Adanya kesulitan pada riwayat persalinan yang terdahulu
h)    Terjadi Cephalo Pelvic Dispropotion (CPD) yaitu ketidaksesuaian antara kepala dan panggul yang diakibatkan karena :
(1)  Diameter anteroposterior panggul dibawah ukuran normal
(2)  Abnormalitas panggul sebagai akibat dari infeksi tulang panggul (rakhitis) dan kecelakaan.
i)      Fase aktif yang lebih panjang dari keadaan normal. Fase aktif yang memanjang menandakan adanya CPD.
j)      Penurunan kepala sangat lambat atau sama sekali tidak terjadi penurunan kepala.
k)    Mekanisme persalinan tidak terjadi rotasi dalam (putar paksi dalam) sehingga memerlukan tindakan forcep atau vakum. Hal ini menunjukkan adanya CPD dan mengindikasikan pertimbangan dilaksanakan seksiosesarea.

3)    Komplikasi distosia bahu
a)    Bagi janin
(1)  Terjadi peningkatan insiden kesakitan dan kematian intrapartum. Pada saat persalinan melahirkan bahu beresiko anoksia sehingga dapat mengakibatkan kerusakan otak.
(2)  Kerusakan syaraf. Kerusakan atau kelumpuhan pleksus brakhialis dan keretakan bahkan sampai fraktur tulang klavikula.
b)    bagi ibu
(1)  Laserasi daerah perineum dan vagina yang luas
(2)  Gangguan psikologi sebagai dampak dari pengalaman persalinan yang traumatik
(3)  Depresi jika janin cacat atau meninggal

4)    Penatalaksanaan distosia bahu (APN 2007)
a)    Mengenakan sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril.
b)    Melaksanakan episiotomi secukupnya dengan didahului dengan anastesi lokal.
c)    Mengatur posisi ibu Manuver Mc Robert.
(1)  Pada posisi ibu berbaring terlentang, minta ibu menarik lututnya sejauh mungkin kea rah dadanya dan diupayakan lurus. Minta suami/keluarga membantu.
(2)  Lakukan penekanan ke bawah dengan mantap diatas simpisis pubis untuk menggerakkan bahu anterior di atas simpisis pubis. Tidak diperbolehkan mendorong fundus uteri, beresiko menjadi ruptur uteri.
Bahu Macet (Dystocia Bahu) Komplikasi dan Penyulit Persalinan Kala II

d)    Ganti posisi ibu dengan posisi merangkak dan kepala berada di atas.
(1)  Tekan ke atas untuk melahirkan bahu depan.
(2)  Tekan kepala janin mantap ke bawah untuk melahirkan bahu belakang.
5)    Penatalaksanaan distosia bahu menurut Varney (2007)
a)    Bersikap relaks. Hal ini akan mengkondisikan penolong untuk berkonsentrasi dalam menangani situasi gawat darurat secara efektif.
b)    Memanggil dokter. Bila bidan masih terus menolong sampai bayi lahir sebelum dokter adatang, maka dokter akan menangani perdarahan yang mungkin terjadi atau untuk tindakan resusitasi.
c)    Siapkan peralatan tindakan resusitasi.
d)    Menyiapkan peralatan dan obat-obatan untuk penanganan perdarahan.
e)    Beritahu ibu prosedur yang akan dilakukan.
f)     Atur posisi Mc Robert.
Posisi Mc Robert
Mc Robert

g)    Cek posisi bahu. Ibu diminta tidak mengejan. Putar bahu menjadi diameter oblik dari pelvis atau anteroposterior bila melintang. Kelima jari satu tangan diletakkan pada dada janin, sedangkan kelima jari tangan satunya pada punggung janin sebelah kiri. Perlu tindakan secara hati-hati karena tindakan ini dapat menyebabkan kerusakan pleksus syaraf brakhialis.
h)    Meminta pendamping persalinan untuk menekan daerah supra pubik untuk menekan kepala ke arah bawah dan luar. Hati-hati dalam melaksanakan tarikan ke bawah karena dapat menimbulkan kerusakan pleksus syaraf brakhialis. Cara menekan daerah supra pubik dengan cara kedua tangan saling menumpuk diletakkan di atas simpisis. Selanjutnya ditekan ke arah luar bawah perut.
i)      Bila persalinan belum menunjukkan kemajuan, kosongkan kandung kemih karena dapat menganggu turunnya bahu, melakukan episiotomy, melakukan pemeriksaan dalam untuk mencari kemungkinan adanya penyebab lain distosia bahu. Tangan diusahakan memeriksa kemungkinan :
(1)  Tali pusat pendek.
(2)  Bertambah besarnya janin pada daerah thorak dan abdomen oleh karena tumor.
(3)  Lingkaran bandl yang mengindikasikan akan terjadi ruptur uteri.
j)      Mencoba kembali melahirkan bahu. Bila distosia bahu ringan, janin akan dapat dilahirkan.
k)    Lakukan tindakan perasat seperti menggunakan alat untuk membuka botol (corkcrew) dengan cara seperti menggunakan prinsip skrup wood. Lakukan pemutaran dari bahu belakang menjadi bahu depan searah jarum jam, kemudian di putar kembali dengan posisi bahu belakang menjadi bahu depan berlawanan arah dengan jarum jam putar 180. Lakukan gerakan pemutaran paling sedikit 4 kali, kemudian melahirkan bahu dengan menekan kepada ke arah luar belakang disertai dengan penekanan daerah suprapubik.
l)      Bila belum berhasil, ulangi melakukan pemutaran bahu janin seperti langkah 11.
m)  Bila tetap belum berhasil, maka langkah selanjutnya mematahkan klavikula anterior kemudian melahirkan bahu anterior, bahu posterior, dan badan janin.
n)    Melakukan maneuver Zavenelli, yaitu suatu tindakan untuk memasukkan kepala kembali ke dalam jalan lahir dengan cara menekan dinding posterior vagina, selanjutnya kepala janin di tahan dan dimasukkan, kemudian dilakukan SC.

No comments:

Post a Comment