7/11/2012

Melakukan Penjahitan Luka Episiotomi/Laserasi


Melakukan Penjahitan Luka Episiotomi/Laserasi

a.    Anestesi lokal, prinsip penjahitan perineum
       Jika perlukaan hanya mengenai bagian luar (superfisial) saja atau jika perlukaan-perlukaan tersebut tidak mengeluarkan darah, biasanya tidak perlu dijahit. Hanya perlukaan yang lebih dalam di mana jaringannya tidak bisa didekatkan dengan baik atau perlukanaan yang aktif mengerluarkan darah memerlukan suatu penjahitan. Perlu diingat prinsip-prinsip dasar dari penyembuhan luka. Perlukaan bisa sembuh karena pembentukkan jaringan-jaringan baru. Yakni, jaringan bekas luka akan tumbuh kembali diantara kedua sisi luka untuk kemudian menyatu kembali. Penjahitan akan membawa kedua sisi perlukaan menyatu untuk mempermudah pertumbuhan jaringan bekas luka. Setiap kali tusukan jahitan dibuat, jaringan akan terluka dan satu tempat baru masuknya bakteri akan tercipta. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk menggunakan jumlah jahitan yang sesedikit mungkin untuk merapatkan jaringan dan untuk menghentikan pengeluaran darah dari perlukaan.

Tujuan dari penjahitan perlukaan perineum/episiotomi menurut Pusdiknakes (2003) ialah :
1.    Untuk mendekatkan jaringan-jaringan agar proses penyembuhan bisa terjadi. Proses penyembuhan itu sendiri bukanlah hasil dari penjahitan tersebut tetapi hasil dari pertumbuhan jaringnnya.
2.    Untuk menghentikan perdarahan.
Setelah menetukan jenis laserasi yang terjadi, siapkanlah peralatan yang diperlukan untuk penjahitan. Menjahit laserasi yang lebih dari satu atau dua jahitan tanpa anestesi bukanlah tindakan asuhan sayang ibu.
Lidocaine 1% adalah cairan anestesi yang dianjurkan untuk penjahitan episiotomi dan laserasi setelah kelahiran. Lidocaine 2% tidak dianjurkan karena terlalu tinggi konsentrasinya dan bisa menimbulkan necrosis jaringan. Lidocaine dengan epinephrine tidak dianjurkan karena akan memperlambat penyerapan lidocaine dan akan memperpanjang efek kerjanya. Tak satupun dari kedua efek tersebut diperlukan bagi penjahitan episiotomy dan laserasi.
       Ukuran dan panjang jarum serta banyaknya obat anestesi yang diperlukan akan bergantung pada laserasinya. Sebuah jarum berukuran 22, dengan panjang 3-4 cm sudah cukup untuk menginjeksikan anestesi kedalam luka episiotomy, perluasan laserasi akibat episiotomy atau robekan vagina. Akan tetapi, jarum yang berukuran lebih kecil hendaknya dipakai pula untuk laserasi yang lebih kecil didaerah yang lebih peka. Sebagai contoh, jarum yang berukuran 25, panjang 2-3 cm akan menjadi pilihan yang lebih baik untuk menganestesi perlukaan klitoris. Bidan hendaknya menggunakan kebijaksanaan klinis dalam menentukan jarum mana yang harus dipakai.

       Teknik penginjeksian anestesi adalah :
1.    Jelaskan kepada ibu apa yang akan anda lakukan dan bantulah ia agar rileks.
2.    Masukkan jarum pada ujung atau pojok laserasi atau luka dan dorong masuk sepanjang luka mengikuti garis dimana jarum jahitnya akan masuk atau keluar.
3.    Aspirasi dan kemudian injeksikan anestesis tersebut sambil menarik jarum ke titik dimana jarum masuk.
4.    Hentikan penginjeksian anestesi dan belokkan kembali jarum sepanjang garis lain dimana anda merencanakan akan membuat jahitan.
5.    Ulangi proses pemasukkan jarum, kemudian aspirasi, dan injeksikan sambil menarik jarum hingga selurah daerah yang kemungkinan akan merasa sakit sudah dianestesi.

b.    Penjahitan episiotomi/laserasi
Melakukan Penjahitan Luka Episiotomi/Laserasi
Teknik Penjahitan Perineum
       Ada berbagai teknik untuk penjahitan episiotomy dan laserasi. Pada masa lalu, banyak orang yang menggunakan jahitan satu-satu.  Sekarang bayak yang menggunakan jahitan jelujur (bersambung) karena memiliki kelebihan tertentu yaitu :
1.    Sedikit memberikan rasa sakit bagi ibu (setelah penjahitan).
2.    Mudah dipelajari karena hanya melibatkan satu jenis teknik panjahitan saja.
3.    Jumlah jahitannyapun hanya sedikit.

Langkah- langkah penjahitan dengan teknik jelujur untuk rupture perineum tingkat dua dan episiotomy
1.    Sentuhlah dengan jari anda seluruh area lukanya (syatannya). Lihatlah dengan jelas dimana puncak lukanya tempatkan jahitan yang pertama 1 cm di atas puncak luka di dalam vagina tersebut. Pegang pinset ditangan yang lainnya. Gunakan pinset untuk menarik jarummelalui jaringannya. Jangan sekali-kali menggunakan jari tangan untuk meraba jarumnya karena berbahaya. Hal itu bisa berakibat terjadinya robekan kecil pada sarung tangan karena tusukan jarum dan sangat berpotensi untuk mendapatkan infeksi yang dibawa oleh darah seperti misal HIV dan hepatitis B. ikatlah jahitan tersebut dengan simpul mati dan pendekkan ujung simpul sampai kira-kira 1 cm.
2.    Jahitlah mukosa vagina dengan menggunakan jahitan jelujur sampai cincin hymen yang berada di bawahnya.
3.    Jarum kemudian akan menembus mukosa vagina, sampai ke belakang cincin hymen, dan ditarik keluar pada luka perineum. Perhatikan berapa dekatnya jarum ke puncak lukanya.
4.    Gunakan teknik jahitan jelujur saat anda menjahit lapisan ototnya. Lihat kedalam luka untuk mengetahui letak ototnya. Biasanya akan tampak sedikit lebih merah dan rasanya agak keras apabia disentuh. Penting sekali untuk menjahit otot ke otot. Rasakan dasar dari luka karena pada waktu sudah mencapai ujung luka, berarti lapisan otot yang dalam telah menutup.
5.    Setelah mencapai ujung yang paling akhir dari luka, putarlah arah jarum dan mulailah menjahit kea rah vagina, dengan menggunakan jahitan untuk menutup jaringan subcuticuler. Carialh lapisan subcuticuler persis dibawah lapisan kulit. Jaringan subcuticuler umumnya lembut dan memiliki warna yang sama dengan mukosa vagina. Lalu buat jahitan lapis kedua. Perhatikan sudut jarumnya. Jahitan lapisan kedua ini akan meninggalkan lebar luka kira-kira 0,5 cm terbuka. Luka ini akan menutup sendiri pada waktu proses penyembuhan berlangsung.
6.    Sekarang pindahkan jahitannya dari bagian luka padda perineum kembali ke vagina di belakang cincin hymen untuk diamankan, diikat dan dipotong benangnya.
7.    Ikatlah jahitannya dengan simpul mati. Untuk membuat simpul tersebut benar-benar kuat, buatlah 1 ½ kali simpul mati. Potong kedua ujung benang, dan hanya disisakan masing-masing 1 cm. jika ujungnya dipotong terlalu pendek, jahitannya mungkin akan terlepas. Jika hal ini terjadi, seluruh episiotomy akan menjadi longgar dan terlepas.
8.    Periksa kembali untuk memastikan bahwa tidak ada sesuatu yang tertinggal, kasa, tampon, atau alat di dalam vagina ibu. Cucilah alat kelamin ibu dengan air bersabun. Keringkan dan buatlah ibu merasa nyaman.
9.    Berikan petunjuk kepada ibu mengenai cara pembersihan daerah perineum dengan sabun dan air 3 sampai 4 kali sehari. Kalau tidak, ibu harus menjaga agar perineumnya tetap kering dan bersih. Beritahu ibu agar jangan memasukkan benda apapun kedalam vaginanya. Dan mintalah agar ibu kembali dalam waktu satu minggu agar dapat memeriksanya kembali.
.
                                                                             
                Berikut cara menentukan robekan perineum klik [DISINI]

No comments:

Post a Comment