Sejarah KB di Indonesia
1.
Dasar
Pembentukan Organisasi KB
Kasadaran manusia
tentang pentingnya masalah kependudukan dimulai sejak bumi dihuni oleh ratusan juta manusia.
Plato (427-347)
menyarankan agar pranata sosial dan pemerintahan sebaiknya direncanakan dengan
pertumbuhan penduduk yang stabil sehingga terjadi keseimbangan antara jumlah
penduduk dan pertumbuhan ekonomi.
Malthus (1766-1834)
pada zaman industri sedang berkembang manusia jangan terlalu banyak berhayal
bahwa dengan kemampuan tehnologi mereka akan dapat memenuhi segala kebutuhan
karena pertumbuhan manusia laksana deret ukur, sedangkan pertumbuhan dan
kemampuan sumber daya alam untuk memenuhinya berkembang dalam deret hitung.
Dengan demikian dalam suatu saat manusia akan sulit untuk memenuhi segala
kebutuhannya karena sumber daya alam yang sangat terbatas.
Pernyataan Malthus
yang merupakan kekawatiran terhadap pertumbuhan penduduk telah muncul ke
permukaan di negara besar, seperti Cina, India dan termasuk Indonesia.
Tahun 1978, WHO dan
UNICEF melakukan pertemuan di Alma Ata yang memusatkan perhatian terhadap
tingginya angka kematian maternal perinatal. Dalam pertemuan tersebut
disepakati untuk menetapkan konsep Primary Health Care yang memberikan
pelayanan antenatal, persalinan bersih dan aman, melakukan upaya penerimaan
keluarga berencana, dan meningkatkan pelayanan rujukan.
Tahun 1984, Population
Conference di Mexiko, menekankan arti pentingnya hubungan antara tingginya
fertilitas dan interval yang pendek terhadap kesehatan dan kehidupan ibu dan
perinatal.
Perkembangan laju
peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Tanpa
adanya usaha-usaha pencegahan perkembangan laju peningkatan penduduk yang
terlalu cepat, usaha-usaha di bidang pembangunan ekonomi dan sosial yang telah
dilaksanakan dengan maksimal akan tidak berfaedah.
Dapat dikemukakan
bahwa untuk dapat menyelamatkan nasib manusia di muka bumi tercinta ini, masih
terbuka peluang untuk meningkatkan kesehatan reproduksi malalui gerakan yang
lebih intensif pada pelaksanaan keluarga berencana.
Tanpa
gerakan KB yang makin intensif maka manusia akan terjebak pada kemiskinan,
kemelaratan, dan kebodohan yang merupakan malapetaka manusia yang paling
dahsyat dan
mencekam. Gerakan KB yang
kita kenal sekarang bermula dari kepeloporan beberapa orang tokoh, baik di
dalam maupun di luar negeri. Sejak saat itulah berdirilah
perkumpulan-perkumpulan KB di seluruh dunia, termasuk di Indonesia yang
mendirikan PKBI (perkumpulan keluarga berencana Indonesia)
2.
Peristiwa bersejarah dalam perkembangan
KB di Indonesia :
a.
Pada Bulan Januari 1967 diadakan simposium
Kontrasepsi di Bandung yang diikuti oleh masyarakat luas melalui media massa
b.
Pada Bulan Februari 1967 diadakan diadakan kongres PKBI pertama yang mengharapkan agar
keluarga berencana sebagai program pemerintah segera dilaksanakan
c.
Pada Bulan April 1967, Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin menganggap bahwa sudah
waktunya kegiatan KB dilancarkan secara resmi di Jakarta dengan
menyelenggarakan proyek keluarga berencana DKI Jakarta Raya
d.
Tanggal 16 Agustus 1967 gerakan keluarga berencana
di Indonesia memasuki era peralihan pidato pemimpin negara. Selama orde lama
organisasi pergerakan dilakukan oleh tenaga sukarela dan beroperasi secara
diam-diam karena kepala Negara waktu itu anti terhadap keluarga berencana maka
dalam orde baru gerakan keluarga berencana diakui dan dimasukan dalam program
pemerintah.
e.
Bulan Oktober 1968 berdiri Lembaga Keluarga
Berencana Nasional (LKBN) yang sifatnya semi pemerintah yang dalam tugasnya
diawasi dan dibimbing oleh Mentri Negara Kesejahteraan Rakyat, merupakan
kristalisasi dan kesungguhan pemerintah dalam kebijakan keluarga berencana.
Peristiwa-peristiwa bersejarah
di dalam perkembangan di Negara Indonesia adalah masuknya program keluarga
berencana itu kedalam repelita I. Adanya KUHP pasal 283 yang melarang
menyebarluaskan gagasan keluarga berencana sehingga kegiatan penerangan dan pelayanan
masih dilakukan secara terbatas.
3.
Tahap-tahap Program KB Nasional
Adapun tahapan kebijakan
pemerintah dalam penyelenggaran Program KB Nasional di Indonesia adalah :
a.
Tahun 1970 – 1980 dikenal dengan MANAGEMENT FOR THE PEOPLE
1). Pemerintah
lebih banyak berinisiatif
2). Partisipasi
masyarakat rendah sekali
3). Terkesan
kurang demokratis
4).
Ada unsur pemaksaan
5). Berorientasi
pada target
b.
Tahun 1989 – 1990 terjadi perubahan pola menjadi MANAGEMENT WITH
THE PEOPLE
1)
Pemaksaan dikurangi
2)
Dimulainya Program
Safari KB pada awal 1980-an
c.
Tahun 1985 – 1988 pemerintah menetapkan program KB Lingkaran Biru, dengan
kebijakan :
1). Masyarakat
bebas memilih kontrasepsi yang ingin dipakainya, meskipun tetap masih
dipilihkan jenis kontrasepsinya
2).
Dari
5 jenis kontrasepsi, dipilihkan satu setiap jenisnya
d.
Tahun 1988 terjadi perkembangan kebijakan, pemerintah menerapkan Program KB
Lingkaran Emas, yaitu :
1).
Pilihan
alat kontrasepsi sepenuhnya diserahkan kepada peserta, asal jenis
kontrasepsinya sudah terdaftar di Departemen Kesehatan
2).
Masyarakat
sudah mulai membayar sendiri untuk alat kontrasepsinya
e.
Tahun 1990 terjadi Peningkatan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan
pendapatan keluarga (income generating)
Pada tanggal 29 Juni 1994 Presiden Suharto di Sidoardjo
melaksanakan plesterisasi/lantainisasi
rumah-rumah secara gotong royong di seluruh Indonesia untuk keluarga
Pra-Sejahtera
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, Winkjosastro. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta: yayasan
bina pustaka sarwono prawirohardjo.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo.
No comments:
Post a Comment